Vous êtes sur la page 1sur 32

Aliran Seni Rupa :

Dadaisme dan Naifisme


Oleh :
Leady Dione Alfa Giovanni / 05
Fiba Granza Alghifari / 21
Yan Alamanda Ilfahmi / 29
1. Dadaisme
Latar Belakang
Aliran ini dilatar belakangi oleh Perang
Dunia 1 yang tak kunjung berhenti. Aliran
dadaisme muncul di dengan maksud
mengimbangi aliran kubisme dan
impresionisme
Perang yg tak kunjung padam memberi
kesan hilangnya nilai sosial dari nilai
estetika di muka bumi, sehinga pandangan
dadaisme tidak ada estetika dalam karya
seni
Sejarah
Dada atau Dadaisme merupakan gerakan
budaya yang lahir di wilayah netral, yaitu
Zurich, Switchzerland , selama masa
Perang Dunia 1 (1916-1920). Aliran ini
meliputi seni visual, sastra (puisi,
pertunjukan seni, teori seni), teater dan
desain grafis serta berfokus pada politik
anti perangnya melalui penolakan pada
aturan seni yang berlaku melalui karya
budaya anti seni.
Pergerakan seni Dada antara tahun 1915
hingga tahun 1922 adalah pergerakan
yang berlaku hanya sementara dan
diteruskan dengan pergerakan
Surrealisme. Seni Dada, walaupun
temponya seketika, meninggalkan kesan
hingga hari ini.
Aliran ini mendukung Surealisme karena
muncul dari alam bawah sadar sebagai
protes tidak adanya polarisasi nilai
(baik/buruk) sosial dan etika akibat perang
dunia.
Pengertian
Dadaisme merupakan aliran seni lukis dan
sastra yang menolak segala aliran seni yang
telah ada serta menanggalkan nilai
tradisional dan memperjuangkan
dikembalikannya seni kepada bentuknya yang
paling primitif.
Dadaisme seringkali diartikan seperti
mengeluarkan ide-ide celaan dan kemarahan
besar lalu memasukkannya ke dalam seni,
jadi ini sangat nyata. Ia tetap apresiasi besar
hasil karya manusia.
Dadaisme ini dalam terminologi konstruksi, bisa
bermakna membangun, meruntuhkan,
kemudian menghidupkannya kembali dalam
sebuah benda realitas baru dalam khazanah
yang berbeda. Ruang dan waktu menjadi nisbi
saat penciptaan kembali oleh sang seniman.
Ciri-ciri
 Pewarnaan primer, tajam dan kontras
 Kolase adalah salah satu dari sekian teknik yg
digunakan
 Berusaha melenyapkan ilusi
 Menolak estetika dalam karyanya
 Menggambarkan benda atau mesin sebagai
manusia
 Cenderung merefleksikan kekasaran dan
kekerasan
 Cenderung menggambarkan kembali kearah
primitif
Tokoh-Tokoh
Man Ray
Amerika Serikat
Paul Klee
Swiss
Marcel
Duchamp
Prancis
Max Ernst
Jerman
Raoul
Hausmann
Austria
Hasil karya para seniman dadaisme
The
Misunderstood
Karya Man Ray
Der
Goldfish
Karya Paul Klee
Sad Young
Man On A
Train
Karya Marchel Duschamp
Ubu
Imperator
Karya Max Ernst
ABCD
Karya Raoul Housmann
2. Naifisme
Latar Belakang
Corak dan gaya seni modern ekspresionis tidak
terbatas oleh obyek-obyek tertentu. Ia
dilanjutkan oleh sikap bathin si penciptanya.
la melampaui batas ruang dan waktu. Akibat
daripada luasnya daerah seni modern itu,
maka variasi yang terdapat di dalamnya pun
tidak terhingga pula jumlahnya sehingga
tidak mungkin untuk memasukkannya ke
dalam sesuatu definisi yang normal. Maka
muncullah suatu aliran seni yg bergaya naif
yaitu naifisme.
Sejarah
Beribu ribu tahun yang lalu ,di fajar kesadaran
manusia hiduplah seorang pemburu.suatu
hari datang untuk goresan di batu flattish
permukaan kontur rusa/kambing dalam
melarikan diri.Pemburu itu tidak tahu bahwa
dirinya seniman.Mungkin itu dimaksudkan
sebagai simbol ilahi.Pesona untuk membawa
keberhasilan dalam berburu.Setelah
akumulasi melalui proses pertemuan dengan
alam,untuk menemukan outlet ini
Pengertian
Naifisme merupakan aliran dalam seni lukis
yang sederhana kekanak- kanakan. (Naif
artinya = kekanak-kanakan).
Aliran ini mengemukakan lukisan yang
bersifat kekanak-kanakan, lucu,
mengelikan, naif, tetapi mengandung
keindahan kanak-kanak yang murni.
Ciri-ciri
 Bersifat kekanak-kanakan
 Lucu dan menggelikan
 Lebih berwarna
 Menggambarkan keindahan anak-anak yg
murni
Tokoh-tokoh
 Henry Rosseau
 Moris Utrillo
 Alfred Wallis
Hans Erik Nielsen Hein
Hasil karya seniman naifisme
Pierre Lotti
Henry Rosseau
La Rue
Norvins a
Montmartre
Moris Utrillo
The Hold
House Port
Mear
Square
Island Port
Mear Beach
Alfred Wallis
Circus
comes to
town
Hans Erik Nielsen Hein

Vous aimerez peut-être aussi