Vous êtes sur la page 1sur 12

MAKALAH

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SISWA


DALAM PENDIDIKAN

Disusun oleh :
ZUL INTAN PRAMUDYA, S. Sos
NIP. 198107122010011025

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN


SMAN 1 MATARAMAN
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SISWA DALAM PENDIDIKAN

1. Pendahuluan

Semakin berkembangnya zaman sekarang ini banyak anak tumbuh dan berkembang
bukan berdasarkan tingkatan umurnya atau tidak sesuai dengan tingkat perkembangannya. Hal
ini dapat terjadi karena anak sering berkumpul atau bergual dengan orang yang lebih tua dari
dirinya dan kurang perhatiannya orangtua terhadap perkembangan anak. Kebiasaan berkumpul
dengan orang yang lebih tua terkadang membuat anak cenderung untuk mencontoh atau meniru
baik itu yang diucapkan maupun hal yang dilakukan orang yang lebih tua darinya. Anak
beranggapan bahwa apa yang dilakukan orang yang lebih tua akan selalu benar karena orang
yang lebih tua tersebut memiliki pengalaman yang lebih atas dirinya. Anak dalam perilakunya
yang mana tanpa pengawasan orang tuanya meniru hal – hal tersebut yang kemudian ia
implementasikan dalam kehidupannya. Selain itu juga keterbatasan anak dalam pengetahuannya
dapat memungkinkan terjadinya kesalah pahaman mengenai suatu maksud atau salah pengertian.
Seperti contohnya ketika secara tidak sengaja orang berkata kasar kemudian anak yang berada
dalam lingkungan tersebut ikut mengucapkan kata tersebut kepada orang lain namun anak tidak
mengerti maksud yang telah di ucapkannya. Anak hanya akan ikut – ikut saja oleh apa yang
dilakukan orang yang lebih tua.

Banyak kasus penyimpangan perilaku yang ada di Indonesia. Seperti halnya yang sering
terjadi adalah kurang sopan santunya anak terhadap orang yang lebih tua, terjadinya pembullyan,
pencurian, kekerasan, pertengkaran atau bahkan tawuran. Beberapa hal dapat tersebut terjadi
ketika anak tidak diperhatian perkembangannya. Anak di usia perkembangan yang belum matang
terkadang dalam bertindak lebih memilih sesuka hatinya atau lebih mengandalkan emosinya.
Maka dari itu perlu adanya penanaman Pendidikan karakter pada anak.

Penanaman Pendidikan karakter dapat dimulai dari keluarga, masayarakat, hingga


jenjang Pendidikan. Menurut Ki Hajar Dewantara Pendidikan adalah menuntun segala kekuatan
kodrat yang ada pada anak – anak agar mereka sebagai manusia atau sebagai anggota masyarakat
dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi – tingginya (Salamah & Chomaidi,
2018). Hal ini berarti bahwa Pendidikan adalah sebuah upaya atau proses yang dilakukan untuk
mengembangkan apa yang telah dimiliki anak melalui pengajaran atau pembelajaran. Tujuan
Pendidikan pengajaran yang diselenggarakan dalam Lembaga Pendidikan sesuai UU No. 20
tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 3 adalah mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu. Cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang – Undang tersebut dapat diketahui
bahwa Pendidikan bukan hanya untuk mengembangkan aspek kognitif saja melainkan juga untuk
mengembangkan aspek sikap atau menjadikan siswa yang berkarakter..

Sasmito & Mustadi (2015) mengatakan bahawa Pendidikan karakter dapat dimulai dari
Pendidikan dasar karena Pendidikan dasar merupakan akar yang akan menentukan keberhasilan
proses belajar pada tingkat selanjutnya. Hal ini menunjukkan bahwa Pendidikan karakter sangat
penting ditanamkan sejak dini. Penanaman karakter yang dimulai sejak dini akan membentuk
perilaku pada anak yang mana juga akan berlaku untuk kehidupan selanjutnya. Anak yang sejak
dini memiliki perilaku maupun karakter yang baik, maka dalam kehidupan sehari – harinya akan
terus menanamkan karakter baik hingga menjadi suatu kebiasaan seiring berjalannya waktu.
Untuk itu selain upaya dari pemerintah, dan peran orang tua, guru perlu menyadari pentingnya
Pendidikan karakter dan melaksanakan atau mewujudkan Pendidikan karakter bagi siswa
sehingga terpenuhinya tujuan Pendidikan Nasional yang bukan hanya pada aspek akademis saja
melainkan juga pada aspek non-akademis.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan “Bagaiamana


cara mengembangkan pendidikan karakter pada Pendidikan sekolah dasar?”. Adapun tujuan dari
penulisan artikel ini adalah untuk menjelaskan atau menggambarkan upaya pengembangan
Pendidikan karakter pada Pendidikan sekolah dasar.

2. Landasan Teori
2.1 Kajian Pustaka

Sesuai dengan tujuan Pendidikan nasional pendidikan tidak hanya membentuk siswa
atau masyarakat Indonesia yang cerdas dan ahli dalam bidang kognitif namun juga
berkepribadian atau karakter. Pembangunan karakter dan pendidikan karakter menjadi suatu
keharusan karena pendidikan tidak hanya menjadikan peserta didik menjadi cerdas, juga
mempunyai budi pekerti dan sopan santun, sehingga keberadaannya sebagai anggota
masyarakat menjadi bermakna baik bagi dirinya maupun orang lain. Dalam artikel penelitian
Mustadi berjudul Analisis Muatan Nilai Karakter Pada Buku Ajar Kurikulum 2013 Pegangan
Guru dan Siswa Sekolah Dasar pada tahun 2018 menyebutkan bahwa pendidikan karakter
hendaknya di tanamkan sejak usia dini dapat melalui keluarga, sekolah hingga masyarakat.
Sasmito & Mustadi (2015: 70) berpendapat bahwa beliau lebih setuju apabila Pendidikan
karakter ditanamkan sejak usia sekolah dasar hal ini dikarenakan Pendidikan dasar merupakan
akar yang mana akan mempengaruhi Pendidikan selanjutnya. Dalam hal ini penanaman
Pendidikan karakter disekolah bukan berupa muatan pelajaran yang berdiri sendiri melainkan
melalui pengintegrasian.

Pendidikan karakter atau pengembangan nilai-nilai karakter di sekolah dapat


dikembangkan melalui berbagai kegiatan, antara lain kegiatan dalam pembelajaran dan
kegiatan di luar pembelajaran. Sehingga perlu adanya partisipasi aktif baik dari Lembaga
pendidikan, sekolah, orang tua dan masyarakat dalam pembentukan karakter pada anak.
Sekolah perlu memperhatikan keseimbangan antara kompetensi akademik dan sikap yang
diberikan siswa. Aliyusna pada tahun 2020 dalam artikelnya yang berjudul Pentingnya
Pendidikan Karakter di Setiap Instansi Pendidikan berpendapat bahwa
selain pendidikan akademik yang bagus, siswa juga harus diikuti
dengan pendidikan karakternya yang bagus pula. Sehingga bukan hanya mementingkan
akademik dan tujuan akhir berupa ijazahnya yang didapatkan. Moral dan akhlak harus lebih
penting dari itu semua, sehingga pendidikan akademik, moral dan akhlak harus sama
porsinya. Selain dari pemerintah atau Lembaga pendidikan yang merevisi atau
mengembangkan kurikulum yang disesuaikan dengan pengintegrasaian pendidikan karakter,
guru perlu menyadari betapa pentingnya pendidikan karakter sebagai sarana pembentukan
perilaku siswa, dan guru harus mampu menanamkan bahwa mengembangkan pendidikan
karakter pada siswa. Judian dalam artikelnya yang berjudul Implementasi Pendidikan
Karakter di Sekolah Dasar Melalui Penguatan Pelaksanaan Kurikulum tahun 2010
menyebutkan bahwa pendidikan karakter yang dikembangkan adalah yang dapat membangun
wawasan kebangsaan serta mendorong inovasi dan kreasi siswa. Selain itu, nilai - nilai yang
perlu dibangun dalam diri siswa secara nasional yakni kejujuran, kerja keras, menghargai
perbedaan, kerjasama, toleransi, dan disiplin. Sekolah bebas untuk memilih dan menerapkan.
Untuk mengetahui bahwa suatu sekolah itu telah mengimplementasikan pendidikan karakter,
kepala sekolah, guru, dan personalia sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi sekolah sebagai lembaga pelaksana pendidikan karakter menetapkan dan
menggunakan indicator sekolah dan kelas sebagai penanda.

2.2 Kerangka Teoritis


2.2.1 Pendidikan Karakter

Karakter merupakan cara berpikir atau cara berperilaku yang dimiliki masing – masing
individu dalam kelangsungan hidupnya yang mana antar satu individu dengan individu lain
dapat berbeda. Karakter dianggap sebagai nilai – nilai perilaku manusia yang berhubungan
dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan
yang terwujud dalam pikiran, sikap, perkataan, perasaan dan perbuatan berdasarkan norma –
norma agama, hukum, tata krama, budaya, adat istiadat, dan estetika.

Musfiroh 2008:27 dalam Ingsih, dkk (2018 :21) menjelaskan bahwa karakter
mengacu pada seangkaian sikap perilaku, motivasi, dan keterampilan, meliputi keinginan
untuk melakukan hal yang terbaik. Sehingga maksud dari Pendidikan Karakter adalah segala
usaha yang dilakukan secara sadar untuk membantu peserta didik dalam memahami
perilakunya maupun perilkau orang lain, mempunyai sikap peduli dan mempunyai
keterampilan dalam nilai dan etika.

Sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan karakter siswa. Baik
disadari maupun tidak sekolah berpengaruh dan berdampak dalam pembentukan karakter
siswa. Pakar pendidikan bidang pendidikan nilai, moral dan karakter memandang bahwa
pendidikan karakter bukan hanya sekedar tugas dan tanggung jawab melainkan juga
merupakan suatu usaha yang harus menjadi prioritas.

Pendidikan karakter secara terperinci memiliki lima tujuan yaitu :

1. Mengembangkan potensi kalbu/ Nurani/afektif peserta didik sebagai manusia dan warna
negara yang memiliki nilai – nilai karakter bangsa.
2. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan
nilai – nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religious
3. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi
penerus bangsa
4. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik menjadi manusia yang mandiri,
kreatif, dan berwawasan kebangsaan
5. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman,
jujur, penuh kreativitas dan persahabatan dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan
penuh kegiatan

Secara khusus Direktorat pendidikan tinggi menyatakan bahwa pendidikan karakter


mempunyai tiga fungsi utama. Fungsi utama pendidikan karakter adalah :

1. Fungsi Pembentukan Dan Pengembangan Potensi. Pendidikan karakter berfungsi


membentuk dan mengembangkan potensi peserta didik agar berpikiran baik, berhati
baik, dan berpeliaku sesuai falsafah hidup Pancasila
2. Fungsi Perbaikan Dan Penguatan. Pendidikan karakter berfungsi memperbaiki dan
memperkuat peran keluarga, satuan pendidikan, masayarakat, dan pemerintah untuk ikut
berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam pengembangan potensi warga negara dan
pembangunan menuju bangsa yang maju, mandiri dan sejahtera.
3. Fungsi Penyaring. Memilih budaya bangsa sendiri dan menyaring budaya bangsa lain
yang tidak sesuai dengan nilai – nilai budaya dan karakter bangsa yang bermartabat.

Ketiga Fungsi tersebut dilakukan melalui :

1. Pengukuhan Pancasila sebagai falsafah dan ideologi negara


2. Pengukuhan nilai dan norma konstitusional UUD 1945
3. Penguatan komitmen kebangsaan NKRI
4. Pengutana nilai – nilai keberagaman sesuai dengan konsepsi Bhinneka Tunggal Ika
5. Penguatan keunggulan dan daya saing bangsa untuk keberlanjutan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Indonesia dalam konteks global

2.2.2 Tujuan Pendidikan Nasional

Dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 3 dan pasal 31 ayat 5 disebutkan bahwa; Pasal 31
ayat 3 menyebutkan “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang”, ayat 5
menyebutkan “Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menunjang
tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan
umat manusia”. Dan menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 3 tentang sistem
Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu. Cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.

Berdasarkan tujuan pendidikan yang tercantum dalam Undang – Undang tersebut baik
UUD 1945 dan UU No. 20 tahun 2003 dapat diketahui bahwa Pendidikan bukan hanya untuk
mengembangkan aspek kognitif siswa saja melainkan juga untuk mengembangkan aspek
sikap atau menjadikan siswa yang berkarakter..

3. Pembahasan
3.1 Pentingnya Pendidikan Karakter

Semakin berkembangan zaman sekarang ini dapat ditemui minimnya pendidikan karakter
pada anak. Sekolah yang menjadi salah satu tempat anak untuk mendapatkan pendidikan
karakter justru terkadang lebih mementingkan penanaman aspek kogitif saja. Tidak jarang
ditemukan guru yang hanya melakukan tugasnya sebagai tanggung jawab pekerjaan saja tanpa
mengajarkan bagaimana cara bertingkah laku yang baik. Sehingga banyak ditemui siswa yang
melakukan penyimpangan tingkah laku. Padahal seharusnya pembentukan karakter dalam
sekolah merupakan tanggung jawab guru. Hal ini bukan hanya berlaku bagi guru mata pelajaran
saja melainkan juga untuk guru semua bidang. Untuk itu upaya penanaman dan pengembangan
karakter menjadi suatu yang penting dalam pendidikan. Guru bukan hanya sekedar tau akan
tugasnya namun juga harus mengerti, menanamkan dan mengembangkan pendidikan karakter
pada siswa. Guru juga harus dapat memberikan teladan bagi siswa sebab semua tingkah laku
guru dapat dengan mudah dicontoh oleh siswa.

3.2 Pengembangan Pendidikan Karakter di Sekolah

Selain upaya yang dilakukan oleh pemerintah, dalam pengembangan pendidikan karakter
disekolah perlu adanya kontribusi dan peran aktif dari pihak sekolah maupun guru. Guru yang
lebih sering bertemu siswa dalam pembelajaran hendaknya bukan hanya sekedar mengerti akan
pentingnya pendidikan karakter bagi siswa namun harus lebih aktif menanamkan pendidikan
karakter. Beberapa upaya dalam mengembangkan pendidikan karakter disekolah dapat dilakukan
melalui :
3.2.1 Kurikulum

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam menanamkan pendidikan karakter di
sekolah adalah melalui kurikulum. Perubahan – perubahan pada kurikulum dilakukan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik. Seperti hal nya perubahan
kurikulum yang terbaru yakni kurikulum 2013 menjadi Kurikulum Merdeka. Dalam
pelaksaannya Kurikulum Merdeka membawa perubahan dalam berbagai aspek mulai dari bentuk
pembelajaran, asassmen dan yang lainnya .Kepmendikbudristek Nomor 56 Tahun 2022 tentang
Penerapan Kurikulum Merdeka menekankan mengembangkan Profil Pelajar pancasila pada
peserta didik yang menekankan dalam pembentukan karakter peserta didik sesuai dengan nilai-
nilai Pancasila.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor


20 Tahun 2018 Tentang Penguatan Pendidikan Karakter Pada Satuan Pendidikan Formal, Nilai
yang terapkan dalam pendidikan karakter meliputi nilai - nilai religius, jujur, toleran, disiplin,
bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli
sosial, dan bertanggung jawab. Yang mana nilai – nilai tersebut merupakan perwujudan dari 5
(lima) nilai utama yang saling berkaitan yaitu religiusitas, nasionalisme, kemandirian, gotong
royong, dan integritas yang terintegrasi dalam kurikulum. Karakter dalam diri siswa dapat
berkembang secara maksimal jika dalam pembelajaran guru juga dikembangkan nilai - nilai
karakter tersebut.

3.2.2 Buku Ajar


Dalam kurikulum Merdeka buku ajar yang digunakan adalah buku pengangan guru dan
buku pengangan siswa yang mana didalamnya telah tertuang nilai – nilai karakter yang sesuai
dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi
Pendidikan Dasar dan Menengah. Penanaman nilai – nilai karakter tersebut dimasukkan kedalam
buku guru dan cara pengaplikasian nilai – nilai dalam pembelajaran berada di buku siswa. Nilai
karakter yang disajikan dalam buku ajar tidak berdiri sendiri sebagai suatu muatan pelajaran
melainkan diintegrasikan dalam materi pelajaran. Karakteristik buku pegangan guru dan siswa
dalam Kurikulum Merdeka, yaitu adanya keseimbangan antara kompetensi sikap, keterampilan,
dan pengetahuan untuk membangun pengetahuan siswa. Namun dalam penggunaanya masih
terdapat beberapa ketidaksesuaian antara buku guru dengan buku siswa. Seperti contohnya tidak
munculnya nilai karakter baik pada buku guru maupun buku siswa. Sehingga perlu danya
pengembangan yang dilakukan oleh guru dalam menamkan nilai – nilai karakter pada siswa.
Guru dapat menggunakan buku ajar lain yang relevan.
3.3.3 Ekstrakurikuler

Ekstrakurikuler dapat menjadi salah satu cara dalam pengembangan pendidikan karakter
di sekolah. Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh siswa di luar jam
pembelajaran. Kegiatan esktrakurikuler bertujuan agar siswa dapat mengembangkan kepribadian,
minat dan kemampuannya diluar bidang akademik. Kegiatan ekstrakuliler yang juga
mengembangkan pendidikan karakter di dalamnya salah satunya ialah kepramukaaan. Dalam
Kurikulum Merdeka ekstrakurikuler pramuka menjadi kegiatan wajib bagi pendidikan dasar dan
menengah. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 63
Tahun 2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib Pada
Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah. Kepramukaan mengajarkan banyak nilai-nilai,
mulai dari nilai-nilai Ketuhanan, kebudayaan, kepemimpinan, kebersamaan, sosial, kecintaan
alam, hingga kemandirian. Sehingga tercapainya Kompetensi Spiritual atau Religius dan Sosial.

3.3.4 Budaya Sekolah

Budaya sekolah adalah suatu kebiasaan yang dilakukan dan tertanam dalam lingkungan
sekolah. Kepemimpinan, keteladanan, keramahan, toleransi, kerja keras, disiplin, kepedulian
sosial, kepedulian terhadap lingkungan, rasa kebangsaan, dan tanggung jawab merupakan nilai –
nilai yang dapat dikembangkan dalam budaya sekolah. Pengembangan nilai-nilai pendidikan
karakter dalam budaya sekolah dapat dilakukan melalui kegiatan - kegiatan yang dilakukan
kepala sekolah, guru dan komponen sekolah lainnya dalam hal berkomunikasi dengan peserta
didik, pembiasaan kegiatan positif, pemberian contoh sikap atau keteladanan oleh guru seperti
melakukan tindakan – tindakan yang baik sehingga menjadi panutan bagi peserta didik dan
peserta didik mencontohnya. Guru dan komponen sekolah lainnya adalah orang yang pertama
dan utama dalam memberikan contoh berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai
pendidikan karakter.

Simpulan dan Saran

Simpulan

Berdasarkan pembahasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa. Karakter merupakan


cara berpikir atau cara berperilaku yang dimiliki masing – masing individu dalam kelangsungan
hidupnya yang mana antar satu individu dengan individu lain dapat berbeda. Penanaman
Pendidikan karakter dapat dimulai dari keluarga, masayarakat, hingga jenjang Pendidikan.
Pendidikan karakter sangat penting ditanamkan sejak dini. Penanaman karakter yang dimulai
sejak saat dini akan membentuk perilaku pada anak yang mana juga akan berlaku untuk
kehidupan selanjutnya. Sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan
karakter siswa. Pengembangkan pendidikan karakter disekolah dapat dilakukan melalui
kurikulum, buku ajar, esktrakurikuleh dan budaya sekolah.

Saran

Perlu adanya partisipasi aktif dari berbagai pihak kependidikan dalam penanaman
pendidikan karakter disekolah. Terlebih lagi oleh guru sebaiknya bukan hanya mengerti
pentingnya pendidkan karakter saja melainkan juga harus menanamkan dan mengembangkan
pendidikan karakter dalam pembelajaran. Sehingga pendidikan disekolah bukan hanya untuk
mencapai kompetensi akademik saja tetapi juga komptensi non-akademik sesuai dengan Tujuan
Pendidikan Nasional.
DAFTAR PUSTAKA

Sri Judian. 2010. Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Melalui Penguatan
Pelaksanaan Kurikulum. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 16, Edisi Khusus III
https://jurnaldikbud.kemdikbud.go.id/index.php/jpnk/article/view/519 diakses pada 24
September 2020

Widia Aliyusna. 2020. Pentingnya Pendidikan Karakter di Setiap Instansi Pendidikan.UIN STS
Jambi https://fixjambi.pikiran-rakyat.com/opini/pr-38732976/pentingnya-pendidikan-
karakter-di-setiap-instansi-pendidikan diakses pada 13 September 2020

Salamah. Chomaidi. 2018. Pendidikan dan Pengajaran: Strategi Pembelajaran


Sekolah.Jakarta:PT Grasindo

Sasmito, L.F. & Mustadi, A. 2015. Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Tematik
Integratif Berbasis Pendidikan Karakter pada Peserta Didik Sekolah Dasar. Jurnal
Pendidikan Karakter, Vol. 5 (1), hlm. 67-79.
http://journal.uny.ac.id/index.php/jpe/article/view/2721

Rosidatun.2018. Model Implementasi Pendidikan Karakter.Gresik: Caremedia Communication

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.

Undang – Undang Dasar 1945 Pasal 31 Ayat 3 dan Ayat 5

Koesoema A, Doni.2007 : Pendidikan Karakter. Jakarta:PT Grasindo

Ingsih, Kusni. Ratnawati, Juli. Nuryanto,Imam. Darmi Astuti, Sih. 2018. Pendidikan Karakter:
Alat Peraga Edukatif Media Interaktif.Sleman:Deepublish

Hasan, Said Hamid dkk. 2010.Pengembangan Pendidikan Karakter Bangsa, Bahan Pelatihan
Penguatan Metodologu Pembelajaran berdasarkan Nilai – Nilai Budaya Untuk
Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa.Jakarta:Puskur Balitbang Kemendiknas

Zubaedi.2011. Desain Pendidikan Karakter,Konsepsi dan Aplikasinya Dalam Lembaga


Pendidikan.Jakarta: Kencana

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2018
Tentang Penguatan Pendidikan Karakter Pada Satuan Pendidikan Formal

Ani Nur Aeni.2014.Pendidikan Karakter Untuk Mahasiswa PGSD. Bandung:UPI Press

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014 Tentang Pendidikan
Kepramukaan Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib Pada Pendidikan Dasar Dan
Pendidikan Menengah

Sukiyat,2020.Pendidikan Kepramukaan Berbasis Pendidikan Karakter.Surabaya: Jakad Media


Publishing

Vous aimerez peut-être aussi