Vous êtes sur la page 1sur 21

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN A DENGAN

DENGUE SYOK SINDROME DIRUANG


PICU ALIA HOSPITAL

DI SUSUN OLEH
KRISTIN DWI

JAKARTA 2024
BAB I
TINJAUAN TEORI

A. Defenisi DSS
Dengue syok sindrom, demam dengue/DF dan demam berdarah dengue /DBD
(dengue haemarrhagic fever/DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot/atau nyeri sendi yang disertai
leukopenia, ruam, limpadenopati, trombositoponia, dan ditesis hemoragik. Kesimpulan DSS
adalah penyakit yang disebabkan oleh empat virus dengue DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4.
Yang ditandai dengan gejalah klinis demam tinggi, manisfestasi perdarahan, hepatomegaly
dan tanda kegagalan sirkulasi sampai timbul renjatan (sindrom renjatan dengue) yang dapat
menyebabkan kematian pada anak akibat kebocoran plasma sehingga terjadi penunpukan
cairan dirongga tubuh.

B. Etiologi DSS
Menurut (Sudoyo Aru dkk, 2009) Virus dengue termasuk genus flavivirus, keluarga
flaviridae. Terdapat empat serotip virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4. Keempatnya
ditemukan di Indonesia dengan den-3 serotipe terbanyak, infeksinya salah satunya serotipe
akan menimbulkan antibodi terhadap serotype yang bersangkutan, sedangkan antibodi yang
terbentuk terhadap serotipe lain sangat kurang, Sehingga tidak dapat memberikan
perlindungan yang memadai terhadap serotipe lain tersebut. Seseorang yang tinggal ddaerah
endemis dengue dapat terinfeksi 3 atau 4 serotipe selama hidupnya, Keempat serotip virus
dengue dapat ditemukan diberbagai daerah di Indonesia, Sedangkan menurut dari beberapa
ahli penyebab DSS adalah Arbovirus (Arthropodborn virus melalui gigitan nyamuk Aedes,
Aedes Albopticus dan Aedes Aegypti).

C. Manifestasi klinis
Menurut (Sudoyo Aru dkk, 2009) demam berdarah dengue dibagi dalam Beberapa:

1. Demam dengue
Merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hari ditandai dengan dua atau
lebih manifestasi klinis sebagai berikut :
a. Nyeri kepala
b. Nyeri retro/orbital
c. 30yalgia/arthralgia
d. Ruam kulit
e. manifestasi perdarahan(patekie atau uji bending positif)
f. leukopenia
g. pemeriksaan serologi dengue positif;atau ditemukan DD/DBD yang sudah
dikonfirmasi pada lokasi dan waktu yang sama
2. Syndrome syok dengue
Seluruh kriteria demam berdarah diatas disertai dengan tanda kegagalan sirkulasi yaitu :
a. Penurunan kesadaran,gelisah.

(1) nadi cepat, lemah


(2) hipotensi
(3) tekanan darah turun < 20 mmHg
(4) perfusi perifer menurun

D. Patofisiologi
Virus akan masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti pertama-
tama terjadi veremia yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit kepala,
mual nyeri otot, pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik merah pada kulit
(petekie), hyperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi seperti pembesaran
kelenjar getah bening, pembesaran hati, dan pembesaran limpa. Akibat lain dari virus
dengue dalam peredaran darah akan menyebabkan depresi sumsum tulang sehingga
akan terjadi trombositopenia yang berlanjut akan menyebabkan pendarahan kaena
gangguan trombosit dan kelainan koagulasi dan sampai pada pendarahan kelenjar
adrenalin. Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningkatnya permeabilitas
dinding pembuluh darah, menurunya volume plasma. Terjadinya hipotensi,
trombositopenia dan diathasis hemorahagic renjatan pasti terjadi secara akut. Adanya
kebocoran plasma ke darah ekstra vaskuler dibuktikan dengan ditemukan cairan yang
tertimbun dalam rongga serosa yaitu rongga peritoneum, pleura dan perikardium yang
pada otopsi tenyata melebihi cairan yang diberikan melalui infus. Jika renjatan atau
syok, hipovelmik berlangsung lama akan timbul anoreksia jaringan metabolik dan
kematian apabila tidak segera diatasi dengan baik.
E. Pathway
Meningkatkan Nutrisi yang masuk
Agregasi
Melepas
Trombosit ademosin
terjadi di
kerusakan
Trombositopeni Aktivasi
Hilangnya
Bocornya C3 sampai
plasma
plasma
HIPOVOLEM endetol
ke HCL
Mual dan
RESIKOBownafsu
Virus Dengue
Melalui
Virus Masuk
Antibody
Terbentuk
Dengue
pemeabilitas ke Dalam
Kompleks
Bereaksi
dinding Virus Hepatoeplemomegali
berkurang, penurunan berat
a Darah
Trombosit
phosphate
metamorfosis(ADP) C5I pembuluh
Nyamuk
dinding Aedes Aegepty
ekstravasekuler darah el
meningkat
makan menurun
DEFISIT
pembuluh darah badan

RESIKO SYOK
F. Pencegahan dan Pengobatan
Menurut Arifianto dan Hariadi, pengobatan yang dilakukan adalah :
1. Pemberian cairan infus yang cukup untuk memcegah dehidrasi dan
peningkatan hematokrit
2. Pantau tanda-tanda vital
3. Pemberian antibiotic untuk mencegah terjadi infeksi sekunder yang bisa
ditimbulkan oleh demam berdarah.
4. kulit dingin lembab

G. Penalaksanaan
1. Penatalsanaan medik
a. Pasang infus RL
b. Jika dengan infus tidak ada respon maka berikan plasma expander (20-30 ml/kgBB)
c. Transfusi jika HB dan HT menurun
2. Penataksanaan keperawatan
a. Pengawasan tanda-tanda vital secara kontiune tiap jam
1) Pemeriksaan HB,HT Trombosit tiap 4jam
2) Pada pasien dengue derajat I: pasien di isrirahatkan pasien di obsetvasi tiap
3jam, periksa Hb, Ht, Trombosit tiap 4 jam beri minum 1 1/2 liter – 2
liter/hari, beri kompres.

3) Pada pasien dengue deraja II : pengawasan tanda vital, pemeriksaan Hb, Ht,
Trombosit, perhatikan gejala seperti nadi lemah, kecil dan cepat, tekanan
darah menurun, anuria, dan sakit perut, beri infus.
4) Pada pasien dengue deraja III : infus guyur, posisi semi fowler, berikan O2
pengawasan tanda-tanda vital tiap 15 menit, pasan kateter, observasi
produksi urin tiap jam,periksa HB,HT trombosit
b. Resiko perdarahan
(1) Observasi perdarahan:ptekie,melena
(2) Catat banyak warna dan perdarahan
(3) Pasang NGT pada pasien
c. Peningkatan suhu tubuh
(1) Observasi atau ukur suhu tubuh secara periodik
(2) Beri minum banyak
(3) Beri kompres

H. Pemeriksaan Penunjang
1. Hasil laboratorium

a. Trombosit menurun <100.000/ μ (pada hari sakit ke 3 – 7

b. Hematokrit meningkat 20% atau lebih

c. Albumin cenderung menurun

d. SGOT, SGPT sedikit meningkat

e. Asidosis metabolik pada lab BGA (pc02 < 35 – 40 mmHg, HCO3 menurun.

f. Dengue blat 19m positif 19G positif pada hari ke 6.

g. NS 1 positif
2. Foto rontgen
Pemeriksaan foto thorax RLD (Right Lateral Dext) :
Efusi Pleura (PEI ………%)
3. USG
Pada pemeriksaan USG biasanya ditemukan :
Asites dan Efusi pleura.
Hepatomegali.

I. Komplikasi
1. Pendarahan
2. Kegagalan sirkulasi
3. Hepatomegali
4. Efusi pleura
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Keluhan (wawancara)
a. Identitas klien meliputi : nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, Alamat (daerah
endemis, lingkungan rumah / sekolah ada yang terkena DB), nama orang tua, agama,
pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, tanggal dan jam MRS, nomor registrasi
dan diagnosa medis.
b. Keluhan Utama
keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian : panas, muntah,epistaksis,
pendarahan gusi.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
(riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit) : kapan mulai
panas?
d. Riwayat penyakit yang pernah diderita.
(riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh pasien).
e. Riwayat kesehatan keluarga
(riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh anggota
keluarga yang lain baik bersifat genetic atau tidak).
Riwayat tumbuh kembang: adakah keterlambatan tumbuh kembang?
f. Riwayat Imunisasi.
Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemungkinan akan
timbulnya komplikasi dapat dihindarkan.
2. Pemeriksaan Fisik.
a. Keadaan umum : kesadaran, vital sign, status nutrisi (berat badan, panjang badan,
usia)
b. Pemeriksaan per system
1) System persepsi sensori :
a) Penglihatan : edema palpebra, air mata ada/tidak, cekung/normal
b) Pengecapan : rasa haus meningkat/tidak, tidak lembab/kering b). System
persyarafan : kesadaran, menggigil, kejang, pusing

2) System pernafasan : epistaksis, dispneu, kusmaul, sianosis, Cuping hidung,


odem pulmo, krakles

3) System kardiovaskuler : takikardi, nadi lemah dan cepat/tak teraba, kapilary


refill lambat, akral hangat/dingin, epistaksis, sianosis perifer, nyeri dada

4) System gastrointestinal :

a) Mulut : membrane mukosa lembab/kering, pendarahan gusi

b) Perut : turgor?, kembung/meteorismus, distensi, nyeri, asites, lingkar perut?

c) Informasi tentang tinja : warna (merah, hitam), volume, bau, konsistensi,


darah, melena

5) System integument : RL test (+)?, petekie, ekimosis, kulit kering/lembab,


pendarahan bekas tempat injeksi?

6) System perkemihan : bak 6 jam terakhir, oliguria/anuria


B. Diagnosa Keperawatan

1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue (viremia).

2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perpindahan cairan dari intravaskuler


ke ekstravaskuler.

3. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
inadekuat.

4. Resiko syokhipovolemik berhubungan dengan permeabilitas membran meningkat.

5. Resiko cedera (perdarahan) berhubungan dengan trombisitopenia.

C. Intervensi Keperawatan

Diagnosa SLKI SIKI


1. Hipertermi Setelah dilakukan Tindakan 1. Berikan kompres (air biasa /
berhubungan keperawatan selama 3x24 kran).
dengan jam diharapkan suhu tubuh 2. Berikan / anjurkan pasien untuk
proses normal kembali dengan banyak minum 1500 – 2000
infeksi virus kriteria hasil: cc/hari (sesuai toleransi).
dengue 1. Suhu tubuh antara 36 3. Anjurkan keluarga agar
(viremia). – 37 °C, mengenakan pakaian yang tipis

2. membran mukosa basah, dan mudah menyerap keringat

3. nadi dalam batas pada klien.

normal (80 – 100 4. Observasi intake dan output,

x/mnt), tanda vital (suhu, nadi, tekanan

4. Nyeri otot hilang. darah) tiap 3 jam sekali atau


lebih sering.
5. Kolaborasi : pemberian cairan
intravena dan pemberian obat
antipiretik sesuai program.
2. Kekurangan Setelah dilakukan Tindakan 1. Observas vital sign tiap 3 jam /
volume cairan keperawatan selama 3x24 lebih sering.
berhubungan jam diharapkan tidak terjadi 2. Observasi capillary Refill.
dengan devisit voume cairan / tidak 3. Observasi intake dan output.
perpindahan terjadi syok hipovolemik Catat jumlah, warna,
cairan dari dengan kriteria hasil: konsentrasi, BJ urine.
intravaskuler 1. Input dan output 4. Anjurkan untuk minum 1500-
ke seimbang, 2000 ml /hari (sesuai toleransi).
ekstravaskuler 2. Vital sign dalam batas 5. Kolaborasi : Pemberian cairan
. normal (TD 100/70 intravena, plasma atau darah.
mmHg, N: 80 – 120
x/mnt),
3. Tidak ada tanda
presyok,
4. Akral hangat, -
5. Capilarry refill < 3
detik,
11

6. Pulsasi kuat.

3. Ketidak Setelah dilakukan Tindakan 1. Kaji riwayat nutrisi,


seimbangan keperawatan selama 3x24 jam termasuk makanan yang
nutrisi diharapkan tidak terjadi disukai.
kurang dari gangguan kebutuhan 2. Observasi dan catat masukan
kebutuhan nutrisi.dengan kriteria hasil : makanan pasien.
tubuh 1. Tidak ada tanda-tanda 3. Timbang BB tiap hari (bila
berhubunga malnutrisi, memungkinkan).
n dengan 2. Tidak terjadi 4. Berikan / Anjurkan pada
intake in penurunan berat badan, klien untuk makanan sedikit
adekuat. 3. Nafsu makan namun sering dan atau
meningkat, makan diantara waktu
4. Porsi makanan yang makan.
disajikan mampu 5. Berikan dan Bantu oral
dihabiskan klien, hygiene.
5. Mual dan muntah 6. Hindari makanan yang
berkurang. merangsang (pedas / asam)
dan mengandung gas.
7. Jelaskan pada klien dan
keluarga tentang penting
nutrisi/ makanan bagi proses
penyembuhan.
8. Sajikan makanan dalam
keadaan hangat.
9. Anjurkan pada klien untuk
menarik nafas dalam jika
mual.
10.Kolaborasi dalam pemberian
diet lunak dan rendah serat.
11.Observasi porsi makan klien,
berat badan dan keluhan
klien.
12

4. Resiko Setelah dilakukan Tindakan 2. Monitor keadaan umum


syok keperawatan selama 3x24 jam pasien.
hipovolem diharapkan tidak terjadi syok 3. Observasi vital sign setiap 3
ik hipovolemik. dengan kriteria jam atau lebih
berhubung hasil: 4. Jelaskan pada pasien dan
an dengan 1. Tanda Vital dalam batas keluarga tanda perdarahan, dan
permeabili normal. segera laporkan jika terjadi
tas perdarahan.
membran 5. Kolaborasi : Pemberian cairan
meningkat intravena.
. 6. Kolaborasi : pemeriksaan : HB,
PCV, trombo.
5. Resiko cedera Setelah dilakukan Tindakan 1. Anjurkan pada klien untuk
(perdarahan) keperawatan selama 3x24 jam banyak istirahat tirah baring
berhubungan diharapkan tidak terjadi (bedrest).
dengan perdarahan selama dalam masa 2. Berikan penjelasan kepada
trombisitopeni perawatan dengan kriteria hasil: klien dan keluarga tentang
1. TD 100/60 mmHg, bahaya yang dapat timbul
2. N: 80 – 100 x/menit reguler, akibat dari adanya
3. Pulsasi kuat, perdarahan, dan anjurkan
4. Tidak ada perdarahan untuk segera melaporkan
spontan (gusi, hidung, jika ada tanda perdarahan
hematemesis dan melena), seperti di gusi,
5. Trombosit dalam batas hidung(epistaksis), berak
normal (150.000/uL). darah (melena), atau muntah
darah (hematemesis).
3. Antisipasi adanya
perdarahan : gunakan sikat
gigi yang lunak, pelihara
kebersihan mulut,
4. Berikan tekanan 5-10 menit
setiap selesai ambil darah
dan
13

5. Observasi tanda-tanda
perdarahan serta tanda vital
(tekanan darah, nadi, suhu
dan pernafasan).
6. Kolaborasi dalam
pemeriksaan laboratorium
secara berkala (darah
lengkap).
7. Monitor tanda-tanda
penurunan trombosit yang
disertai tanda klinis.
8. Monitor trombosit setiap
hari. 10.Kolaborasi dalam
pemberian transfusi
(trombosit concentrate).

D. Implementasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan pada klien dengan realisasi rencana Tindakan
untukmencapai tujuan yang telah ditetapkan kegiatan dalam. perencanaan juga
meliputi pengumpulan data berkelanjutan, mengobservasi respon klien selama dan
sesudah peleksanaan tindakan yang sudah direncanakan serta menilai data yang baru dari
klien (Budiono, 2016).

E. Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan keadaan klien (hasil
diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang sudah dibuat pada tahap perencanaan
(Budiono, 2016). Terdapat dua tipe dukumentasi evaluasi yaitu evaluasi formatif yaitu
dilakukan setelah tindakan, berorientasi pada etiologi, dilakukan secara terus menerus
sampai tujuan yang telah ditetapkan tercapai, dan evaluasi sumatif yang dilakukan
setelah akhir tindakan keperawatan secara paripurna, berorientasi pada masalah
keperawatan, menjelaskan keberhasilan/ketidakberhasilan dan kesimpulan status
kesehatan klien sesuai dengan kerangka waktu yang ditetapkan (Budiono, 2016).Evaluasi
14

mempunyai komponen yaitu SOAP dimana pengertian SOAP sebagai berikut :


1. S : artinya data subjektif yang isinya tentang keluhan klien yang masih dirasakan
setelah dilakukan tindakan keperawatan.
2. O : artinya data objektif yang isinya berdasarkan hasil pengukuran atau hasil
observasi langsung dari klien.

3. A : artinya analisis yang isinya hasil intervensi dari data subjektif dan data objektif.
Analisa merupakan suatu masalah atau diagnosa keperawatan yang masih terjadi
atau juga dapat dituliskan masalah baru yang terjadi akibat perubahan status
kesehatan klien yang telah teridentifikasi dari data subjektif dan data objektif

4. P : artinya merupakan rencana dari tindakan yang akan diberikan termasuk asuhan
keperawatan mandiri, kolaborasi, diagnosis atau laboratorium, serta konseling
untuk tindak lanjut.
15

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN (KASUS)
A. Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas Pasien
Nama pasien : An Muhammad Abdullah Fauzi
Tanggal lahir : 13 april 2023
Usia : 10bulan
Nama Ayah/ibu : Tn M.abdullah/Ny.Neneng Hasanah
Pekerjaan ayah : Karyawan swasta
Pekerjaan ibu : Ibu rumah tangga
Alamat : jl.cipinang muara ilir 1 no 4
Agama : Islam
b. Keluhan Utama
Demam,lemas ,muntah ,keluar bintik-bintik merah
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Orang tua mengatakan anaknya demam 1minggu ,lemas,mual dan mumtah
1x,keluar bintik-bintik merah
d. Riwayat penyakit yang pernah diderita.
Pasien belum pernah dirawat sebelumnya dan hanya bapil
e. Riwayat kesehatan keluarga
f. Dalam keluarga tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit yang sama dengan
pasien,dan tidak ada riwayat penyakit keluarga yang lain
g. Riwayat tumbuh kembang
h. Riwayat tumbuh kembang,anak sudah bias berdiri dan berjalan 1-2langkah
i. Riwayat Imunisasi.
j. Imunisasi sudah diberikan,BCG,POLIO 1&2,HEP B1&2,Campak .
16

2. Pemeriksaan Fisik.
a. Keadaan umum : Tampak sakit sedang
b. TB/BB : 8,8kg
c. Mata : simetris kanan kir,konjungtiva ananemis,sclera putih,pupil isokor
tidak ada kelainan,odem ada ,luka lecet tidak ada
d. Hidung : simetris kanan kiri,tidak ada kelainan,nafas cuping hidung tidak
ada
e. Mulut : membrane mukosa kering, tidak ada kelainan
f. Telinga : simetris kanan kiri,daun telingan simetris,tidak ada luka
lecet ,fungsi pendengaran baik
g. Tengkuk : tidak ada kelainan,tidak ada kaku
h. Dada : sinetris kanan kiri,tidak ada retraksi dada ,bentuk dada normal,
suara paru vesikuler
i. Jantung : bunyi jantung S1-S2 murni reguler,tidak menggunankan alat pacu
jantung
j. Paru-paru ; bunyi nafas ronchi,
k. Perut : asites
l. Punggung : simetris tidak ada kelainan
m. Genetalia : bersih tidak ada kelainan
n. Ektremitas : tangan dan kaki tidak ada kelainan,sirkulasi hangat CRT 2-
3detik,gerak motorik tangan dan kaki kuat,tidak menggunakan alat
bantu
o. Tanda-tanda vital
Keadaan umum ; tampak sakit sedang
Kesadaran ; composmetis
HR : 120-132x/menit
RR : 30-35x/menit
SUHU : 36-36.7C
SPO2 : 95-99%

3. Keadaan saat ini


a. Diagnosa Medis : DSS H 7
b. Tindakan operasi : Tidak ada
c. Aktifitas : Tirah baring
d. Status nutrisi : puasa
e. Status cairan : IVFD RL 1000cc/24jam (Perifer)
f. Obat-obatan : inj ceftriaxon 1x600mg/iv,ranitidine 2x10mg/iv,pct 4x100mg/iv
drip,santagesik 4x100mf/iv,vit K 1x2mg/im,asam traneksamat 3x10mg/kgbb/I
g. Ro thorak tgl 6/03/24 : kesan Pnemonia kanan
h. hasil lab tgl 6/03/24 HB 12,7g/dl HT 37% Lekosit 3860 trombosit 36000,
tgl 7/03/24 (00.00) hb 11,9g/dl ht 35% lekosit 3810 trombosit 16000,tgl 7/03/24
(06.30 ) Hb 12,1g/dl Ht 35% lekosit 3650 trombosit 13000,tgl 7/03/24 (13.00) Hb
11,7g/dl ht 34% lekosit 4580 trombosit 12000,tgl 7/03/24 (22.00) Hb 10.6g/dl Ht 31%
Lekosit 3970 trombosit 12.000,Tgl 8/03/24 (06.00) Hb 11.5g/dl Ht 33% Lekosit 4680
17

trombosit 11.000,tgl 8/03/24 (16.00) Hb 10,9g/dl Ht 31% Lekosit 6.680 trombosit


15.000 PT 9 APTT 41,4 Tgl 9/03/24 (06.00) Hb 8.9g/dl Ht 27 Lekosit 6770 Trombosit
15.000 Tgl 10/03/24 (06.00) Hb 10,5 Ht 30 Lekosit 8870 trombosit 30.000 Tgl
11/3/24 (06.00) Hb 9,4 Ht 27 Lekosit 8040 Trombosit 50.000

4. Ringkasan Riwayat Keperawatan


Tanggal 06/03/24 jam 19.30 pasien baru datang dr IGD pasien dr Edwin spa dengan
DSS H 7 ,operan dengan Br Trio ,OT os mengatakan anaknya demam sejak
1mimggu,lemas mual muntah 1x dirumah diare cair ampas 1xampas keluar bintik-
bintik dibagian badan sudah 4hari,mimisan tidak ada ,bab darah tidak ada bapil 1
minggu,anak sudah sempat dibawa ke pkm haji dogol dan langsung dibawa ke alia
hospital,keadaan saat tiba dipicu tampak sakit sedang kesadran composmetis,akral
hangat demam tidak ada perabaan nadi sedang perfusi cukup 2-3detik,nafas spontan
tanpa oksigen ,retraksi dada dan nafas cuping hidumg tidak ada ,os cenderung
tidur ,terpasang infus perifer ditangan kiri rembesan dan kemerahan tidak
ada ,abdomen supel ,muntah dan kembung tidak ada ,bab dan bak dalam batas
normal .

Data Fokus
Data Subjektif Data Objektik
1. OT os mengatakan anaknya demam sejak 1. Keadaan umum ; tampak lemah
1mimggu yang lalu 2. Kesadaran ; composmetis
2. Ot pasien mengatakan anak di rumah HR : 120-132x/menit
tampak lemas RR : 30-35x/menit
3. Ot mengatakan mual muntah 1x dirumah SUHU : 36-36.7C
diare cair ampas 1xampas SPO2 : 95-99%
3. Akral dingin
4. Mata tampak oedem
5. Tgl 6/03/24 HB 12,7g/dl HT 37% Lekosit
3860 trombosit 36000
6. Tgl 7/03/24 (22.00) Hb 10.6g/dl Ht 31%
Lekosit 3970 trombosit 12.000,
7. Produksi urine sedikit, badan tampak
oedem

1. keluar bintik-bintik dibagian badan sudah 1. Terdapat bintik-bintik merah di badan


4 hari, mimisan tidak ada, demam ada 2. Abdomen tampak kembung
3. Terpasang ngt no 10 dialirkan keluar cpl
warna kecoklatan
4. PT 9 APTT 41,4
5. Therapi Vit K1 1x 2mg/im, asam
traneksamat 3x10mg/kgbb/I
8. Tgl 6/03/24 HB 12,7g/dl HT 37% Lekosit
3860 trombosit 36000
9. Tgl 7/03/24 (22.00) Hb 10.6g/dl Ht 31%
Lekosit 3970 trombosit 12.000,
18

Analisa Data
Data Problem Etiologi
Data SUbjektif Resiko syok kehilangan cairan
1. OT os mengatakan anaknya
hipovolemia secara aktif
demam sejak 1mimggu yang lalu
2. Ot pasien mengatakan anak di
rumah tampak lemas
3. Ot mengatakan mual muntah 1x
dirumah diare cair ampas
1xampas

Data Objektif
1. Keadaan umum ; tampak lemah
2. Kesadaran ; composmetis
HR :
120-132x/menit
RR : 30-35x/menit
SUHU : 36-36.7C
SPO2 : 95-99%
3. Akral dingin
4. Mata tampak oedem
5. Tgl 6/03/24 HB 12,7g/dl HT 37%
Lekosit 3860 trombosit 36000
6. Tgl 7/03/24 (22.00) Hb 10.6g/dl Ht
31% Lekosit 3970 trombosit
12.000,
7. Ivfd Rl 1000 cc/hari

Data SUbjektif Resiko cidera Trombositopenia


1. keluar bintik-bintik dibagian badan
(perdarahan )
sudah 4 hari, mimisan tidak ada,
demam ada

Data Objektif
1. Terdapat bintik-bintik merah
di badan
2. Abdomen tampak kembung
3. Terpasang ngt no 10 dialirkan
keluar cpl warna kecoklatan
4. PT 9 APTT 41,4
5. Therapi Vit K1 1x 2mg/im,
asam traneksamat
3x10mg/kgbb/I
6. Tgl 6/03/24 HB 12,7g/dl HT
37% Lekosit 3860 trombosit
36000
7. Tgl 7/03/24 (22.00) Hb
19

10.6g/dl Ht 31% Lekosit 3970


trombosit 12.000,

B. Diagnosa Keperawatan

a. Resiko syok berhubungan dengan permeabilitas membran meningkat.

b. Resiko perdarahan berhubunagn dengan Trombositopenia

C. Intervensi Keperawatan

Diagnosa SLKI SIKI


Tingkat syok menurun
Pencegahan Syok (I.02068)
diberi kode L.03032 dalam
Resiko syok
SLKI Observasi
berhubungan dengan
permeabilitas Setelah dilakukan 1. Monitor status kardiopulmonal
membran meningkat. intervensi keperawatan (frekuensi dan kekuatan nadi,
selama 3 x 24 jam, maka frekuensi napas, TD, MAP)
tingkat syok menurun, 2. Monitor status oksigenasi (oksimetri
dengan kriteria hasil: nadi, AGD)
3. Monitor status cairan (masukan dan
1. Tekanan darah sistolik
haluaran, turgor kulit, CRT)
membaik
4. Monitor tingkat kesadaran dan
2. Tekanan darah
respon pupil
diastolik membaik
5. Periksa Riwayat alergi
3. Pengisian kapiler
membaik Terapeutik
4. Frekuensi nadi
membaik 6. Berikan oksigen untuk

5. Frekuensi napas mempertahankan saturasi oksigen >

membaik 94%
7. Pasang jalur IV, jika perlu
20

Edukasi

8. Jelaskan penyebab/faktor risiko


syok
9. Jelaskan tanda dan gejala awal syok

Kolaborasi

10. Kolaborasi pemberian IV, jika perlu

Tingkat perdarahan
Resiko perdarahan Pencegahan Perdarahan (I.02067)
menurun (L.02017)
berhubunagn dengan Observasi
Trombositopenia Setelah dilakukan
intervensi keperawatan 1. Monitor tanda dan gejala
selama 3 x 24 jam, maka perdarahan
tingkat perdarahan 2. Monitor nilai
menurun, dengan kriteria hematokrit/hemoglobin sebelum
hasil: dan setelah kehilangan darah
3. Monitor koagulasi (mis:
1. Hemoglobin prothrombin time (PT), partial
membaik thromboplastin time (PTT),
2. Hematokrit fibrinogen, degradasi fibrin
membaik dan/atau platelet)
3. Tidak terdapat
bintik-bintik merah Terapeutik

1. Pertahankan bed rest selama


perdarahan
2. Batasi tindakan invasive, jika
perlu

Edukasi

1. Jelaskan tanda dan gejala


perdarahan

Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian obat


pengontrol perdarahan,
21

D. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan


No Jam dan Implementasi Evaluasi Paraf
Tanggal
1 S: Kristin
O:
A : Masalah Resiko syok
Belum teratasi
P : Intervensi Keperawatan di
lanjutkan
2 S Kristin
O
A
P : Intervensi Keperawatan di
lanjutkan

Vous aimerez peut-être aussi