Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Typhoid merupakan penyakit infeksi yang terjadi pada usu halus yang disebabkan
oleh salmonella thypii yang dapat ditularkan melalui makanan, mulut, atau minuman
yang terkontaminasi(Hidayat, 2006). Menurut Sodikin. (2011:240) “Demam Typhoid
(entric fever) adalah infeksi akut yang biasanya mengenai saluran cerna, dengan gejala
demam kurang lebih dari 1 minggu, gangguan pencernaan, dan gangguan kesadaran”.
Demam typhoid atau typhoid abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya
menyerang saluran cerna (usus halus) dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada
saluran cerna dan gangguan kesadaran (Mansjoer, 2000).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa typhoid abdominalis atau demam
typhoid adalah infeksi bakteri akut yang disebabkan oleh salmonella typhii yang menyerang
usus halus dengan gejala demam kurang lebih 1 minggu yang dapat menimbulkan gangguan
pada saluran cerna dan gangguan kesadaran.
DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong
arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina
(Hidayat, 2006).
Kesimpulan dari DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue melalui
gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi.
Masa tunas 7-14 hari (rata -rata 3 -30 hari) selama masa inkubasi mungkin ditemukan
gejala prodomal berupa rasa tidak enak badan. Pada kasus terdekat demam remiten pada minggu
pertama, biasanya menurun pada pagi hari dan biasannya meningkat pada sore hari dan malam
hari. Minggu selanjutnya minggu kedua pasien terus dalam keadaan demam, yang kemudian
turun secara berangsur - angsur pada minggu ketiga. Lidah ujung tampak kotor dan tepi tampak
kemerahan, jarang disertai tremor. Hati dan limpa membesar dan nyeri jika diraba. Biasanya
terdapat tipasi, tetapi mungkin normal bahkan dapat terjadi diare (Mansjor, 2000).
b. Manifestasi Klinis DHF
Pada kasus DHF derajat ringan (1) dapat ditemukan gejala klinis seperti pendarahan
spontan dengan uji torniquet positit, trombositopenia, dan hemokosentrasi. Apabila disertai
dengan pendarahan spontan pada kulit atau tempat lain termasuk derajat sedang (II); apabila
terjadi kegagalan sirkulasi seperti nadi cepat dan lemah, tekanan darah rendah, gelisah, adanya
sianosis termasuk derajat berat (III); dan apabila terjadi kegagalan sirkulasi dan nadi tidak teraba
dan tekanan darah tak terukur maka termasuk derajat sangat berat (IV) (Hidayat, 2006).
Penyebab Dari Penyakit Demam Typhoid Adalah Salmonella Typhosa Yang Memeliki
Ciri-Ciri Kuman Bergerak Dengan Bulu Getar Dan Tidak Berspora Basil Gram Negatif Dan
Mempunyai 3 Jenis Antigen Paling Sedikit Yaitu Antigen H (Hegella), Antigen O (Somatik
Yang Terdiri Atas Zat Kompleks Lipopolisakarida), Dan Antigen Vi (Sodikin, 2011).
b. Etiologi DHF
Faktor Utama Dengue Adalah Nyamuk Aedes Aegypti Yang Mana Virus Dengue
Tergolong Dalam Family/Suku/Grup Flaviviridae Dan Dikenal Ada 4 Serotipe. Dengue 1 Dan 2
Ditemukan Di Irian Ketika Berlangsungnya Perang Dunia Ke – Iii, Sedangkan Dengue 3 Dan 4
Ditemukan Pada Saat Wabah Di Filiphina Tahun 1953-1954. Virus Dengue Berbentuk Batang,
Bersifat Termobil, Sensitif Terhadap Inaktivasi Oleh Dietileter Dan Natrium Dioksikolat, Stabil
Pada Suhu 700 C. Keempat Serotif Telah Ditemukan Pula Di Indonesia Dengan Serotif Ke 3
Merupakan Serotif Yang Paling Banyak. Dengue Merupakan Serotype Yang Paling Banyak
Beredar (Hendarwanto, 1996).
Salmonella thypi masuk dan merusak tubuh manusia melalui makanan yang tercemar,
sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi diserap melalui usus,
melalui pembuluh limfe lalu masuk kedalam peredaran darah sampai ke organ-organ lain,
terutama hati dan limpa. Basil yang tidak dihancurkan berkembangbiak dalam hati dan limpa
sehingga organ -organ tersebut akan membesar disertai dengan rasa nyeri pada perabaan,
kemudian basil masuk kembali kedalam darah (bacterima) dan menyebar kesuluruh tubuh
terutama kedalam kelenjar limfoid usus halus, sehingga menimbulkan tukak berbentuk lonjong
pada mukosa diatas plak nyeri ; tukak tersebut dapat menimbulkan perdarahan dan perforasi
usus. Gejala demam disebabkan oleh endotoksin, sedangkan gejala pada saluran pencernaan
disebabkan oleh kelainan pada usus (Sodikin, 2011).
b. Pathofisiologi DHF
Fenomena patologis yang utama pada penderita DHF adalah meningkatnya permeabilitas
dinding kapiler yang mengakibatkan terjadinya perembesan plasma keruang ekstra seluler. Hal
pertama yang terjadi setelah virus masuk kedalam tubuh adalah viremia yang mengakibatkan
penderita mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal - pegal diseluruh tubuh, ruam
atau bintik-bintik merah pada kulit (petekie), hyperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin
terjadi seperti pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati (Hepatomegali) dan
pembesaran limpa (Splenomegali).
1. Menurut WHO, ada 3 macam klasifikasi demam tifoid dengan perbedaan gejala klinis :
Pada demam tifoid akut, keadaan mungkin dapat berkembang menjadi komplikasi parah.
Bergantung pada kualitas pengobatan dan keadaan kliniknya, hingga 10% pasien dapat
mengalami komplikasi, mulai dari melena, perforasi usus dan peningkatan ketidaknyamanan
abdomen.
c. Keadaan karier
Keadaan karier tifoid terjadi pada 1-5% pasien, tergantung umur pasien. Karier tifoid
bersifat kronis dalam hal sekresi salmonella typhi difeses. (Fitrianggraini,A., 2012).
1. Derajat I : Demam disertai gejala klinik khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan
dalam uji tourniquet positif, trombositopenia, himokonsentrasi.
2. Derajat II : Derajat I disertai dengan perdarahan spontan pada kulit atau tempat lain.
3. Derajat III : Ditemukannya kegagalan sirkulasi, ditandai oleh nadi cepat dan lemah,
tekanan darah turun (20 mm Hg) atau hipotensi disertai dengan kulit dingin dan gelisah.
4. Derajat IV : Kegagalan sirkulasi, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak terukur
VI. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK DEMAM TYPHOID DAN DHF
1) Pada pemeriksaan darah tepi terdapat gambaran leukopenia, umfositosis relatif, dan
aneosinopsis pada permukaan sakit (Sodikin, 2011)
2) Kultur empedu (+) : darah minggu I, tinja minggu II, air kemih minggu III (Leksana, &
Mirzanie, H, 2006).
3) Pemeriksaan widal, yang diperlukan adalah titer zat anti terhadap antigen O. Titer yang
bernilai 1/200 atau lebih merupakan kenaikan yang progesif, atau pada titer sepasang terjadi
kenaikan 4 kali titer aglutinin H (flagella) infeksi pasca lampu atau pasca imunisasi (Sodikin,
2011 ; Leksana, & Mirzanie, 2006).
2) IgM terdeteksi hari ke - 5, meningkat sampai minggu ke III, menghilang setelah 60 – 90 hari.
3) IgG pada infeksi primer mulai terdeteksi pada hari ke 14, pada infeksi sekunder mulai hari
ke 2
3) Medikamentosa
Menurut (leksana, & Mirzanie, 2006;Soedarmo, 2010) penatalaksanaan pokok DHF adalah :
1) Larutan kristaloid yang direkomendasikan oleh WHO adalah larutan RL, dekstros 5 % dalam
(D5/RL), ringer asetat (RA), dekstrosa 5% dalam (D5/ RA), nacl 0,9 %,
4) Makanan lunak, bila belum ada nafsu makan di anjurkan untuk minum banyak 1,5-2 liter
dalam 24 jam (susu, jus buah, sirup, teh manis, oralit)
6) Diet TKTP
7) Monitor gejala klinis dan laboratorium (Hb, Ht, trombosit tiap 6-12 jam
VIII. PATHWAY