Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Ca Paru
Ca Paru
E NISI
DEF
b u h a n s e l, y an g ti dak hanya
k e r a da lah s u a tu p enyakit pertum n g dan tumbuh-
Kan g a p a d a b in a ta
usia tetapi ju
terdapat pada man sak a n g e n y a n g m engatur
danya keru
tumbuhan, akibat a an d if e re nsiasi sel.
pertu m b uh an d
Kanker paru adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran napas atau epitel
bronkus. Terjadinya kanker ditandai dengan perteumbuhan sel yang tidak normal, tidak
terbatas, dan merusak sel – sel jaringan yang normal. Proses keganasan pada epitel bronkus
didahului oleh masa pra kanker. Perubahan pertama yang terjadi pada masa prakanker
disebut metaplasia skuamosa yang ditandai dengan perubahan bentuk epitel dan
menghilangnya silia.
ETIOLOGI
Pengaruh Rokok
Pengaruh genetik dan status
imunologi
Predisposisi karsinoma bronkogenik
karena penyakit lain
Pengaruh paparan industri
PATOFISIOLOGI
Kanker paru bervariasi sesuai tipe sel, daerah asal, dan kecepatan
pertumbuhan. Empat tipe sel primer pada kanker paru adalah karsinoma
epidermoid (sel skuamosa), karsinoma sel kecil (sel oat), karsinoma sel
besar (tak terdeferensiasi) dan adenokarsinoma. Sel skuamosa dan
karsinoma sel kecil umumnya terbentuk di jalan napas utama bronkial.
Karsinoma sel besar dan adenokarsinoma umumnya tumbuh di cabang
bronkus perifer dan alveoli. Karsinoma sel besar dan karsinoma sel oat
tumbuh sangat cepat sehingga mempunyai prognosis buruk. Sedangkan
pada sel skuamosa dan adenokarsinoma prognosis baik karena sel ini
pertumbuhan lambat.
MANIFESTASI KLINIS
Terjadi sesak napas.
Batuk yang tak kunjung sembuh (lebih dari 2 minggu).
Bunyi menciut-ciut saat bernafas tetapi bukan penderita asma.
Batuk berdarah.
Perubahan pada warna dahak dan peningkatan jumlah dahak.
Perubahan suara,menjadi serak atau kasar saat bernafas.
Kelelahan kronis dan penururnan bobot badan secara drastis.
Bengkak di bagian leher dan wajah.
KARSINOMA SEL SKUAMOSA Berdiameter tumor
jarang melampaui beberapa sentimeter dan
ADENOKARSINOMA cenderung menyebar secara langsung ke kelenjar
memperlihatkan susunan selular
bening hilus, dinding dada, dan mediasternum.
seperti kelenjar bronkus dan
dapat mengandung mukus.
Karsinoma ini lebih sering pada laki -laki daripada
Kebanyakan jenis tumor ini perempuan
timbul di bagian perifer segmen
bronkus dan kadang-kadang
dapat dikaitkan dengan jaringan
parut lokal pada paru dan KLASIFIKASI
fibrosis interstitial kronik
KARSINOMA
BRONKOALVEOLUS
Karsinoma ini adalah sel –sel
KARSINOMA SEL BESAR ganas yang besar dan
Karsinoma sel besar adalah sel - berdiferensiasi sangat buruk
KARSINOMA SEL dengan sitoplasma yang besar
sel ganas yang besar dan
KECIL berdiferensiasi sangat buruk dan ukuran inti bermacam-
Karsinoma sel kecil umumnya dengan sitoplasma yang besar macam. Sel-sel ini cenderung
tampak sebagai massa abu - dan ukuran inti bermacam - timbul pada jaringan paru
perifer, tumbuh cepat dengan
abu pucat yang terletak di macam. Sel-sel ini cenderung
timbul pada jaringan paru perifer, penyebaran ekstensif dan
sentral dengan peluasan ke cepat ke tempat - tempat yang
dalam parenkim paru dan tumbuh cepat dengan penyebaran
ekstensif dan cepat ke tempat - jauh
keterlibatan dini kelenjar
tempat yang jauh
getah bening hilus dan
mediastinum.
PENATALAKSANAAN MEDIS PENATALAKSANAAN NON-BEDAH
•Memperpanjang masa bebas penyakit dan •Terapi Oksigen
meningkatkan angka harapan hidup klien. •Terapi Obat
•Mengurangi dampak kanker, meningkatkan •Kemoterapi
kualitas hidup. •Terapi Radiasi
•Mengurangi dampak fisis maupun fisiologi •Terapi Laser
•Menunjang pengobatan kuratif, paliatif, dan
terminal seperti pemberian nutrisi, transfusi darah
dan komponen darah, obat anti nyeri dan anti
infeksi.
PENGKAJIAN
1. Identitas Diri Klien
Nama : Tn. A
No MR : 448301
Tempat/Tggl Tahir : Koto Tangah, 01 Januari 1953
Umur : 65 tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wiraswata
Alamat : cimahi
Tggl Masuk RS : 01 Desember 2019
Tggl Pengkajian : 01 Desember 2019
Diagnosa Medik : CA Paru
Sumber Informasi : Keluarga pasien
Penanggung jawab:
Nama : Ny. M
Umur : 34 tahun
Pendidikan : SMA
Alamat : cimahi
Hub dengan Klien : Anak
2. Status Kesehatan Saat Ini
RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Klien mengatakan pernah
dirawat di RSAM Bukittinggi
ALASAN MASUK RUMAH SAKIT pada tahun 2008 dengan
Pasien baru masuk ruang paru melalui IGD rujukan RS diagnosa pneumonia, pasien
Madina datang ke rumah sakit Dr Achmad Moctar sudah memiliki riwayat batuk
Bukitinggi pada tanggal 01 Desember 2017 dengan selama 3 tahun belakangan, dan
keluhan nyeri dibagian dada sejak 1 tahun pasien terdiagnosa penyakit Ca
belakangan, sesak napas sejak 2 hari sebelum masuk paru sejak 1 tahun yang lalu dan
rumah sakit, batuk sejak 3 tahun belakangan dan sudah menjalani kemoterapi di
pasien pro kemo yang ke-9, vital sign didapatkan TD: ruang paru RSAM Bukittinggi
100/80 mmHg, nadi: 73x/i, pernafasan: 23x/i, Suhu: sebanyak 8 kali.
36,60C.
3 Pola tidur dan 1. Kesulitan dalam tidur kadang ada 1. Kesulitan dalam tidur ada
istirahat kadang tidak 2. Lama tidur kurang lebih 1-2 jam
Pola Aktivitas
Aktivitas 0 1 2 3 4
Makan/minum
Mandi
Berpakaian
Toileting
Mobilisasi di tempat tidur
Berpindah
Berjalan
POLA KOGNITIF/PERSEPSI
2 Inj 2x1g Parenteral Membantu mengobati meningitis, Memiliki hiprsensitif atau alergi Tempat bekas suntikan
mengatasi pneumonia, membantu terhadap cefriaxone dan obat membengkak, mual,
Ceftriaxone
mnegtasi keracunan darah, antibiotik cephalosporin lainnya, muntah, sakit perut,
mengobati gonore (kencing seperti cefadroxil dan cefalexin, pusing, sakit kepala,
nanah), infeksi kulit dan jaringan memiliki hipersensitivitas atau alergi lidah bengkak,
lunak, infeksi pada pasien terhadap penicilin dan obat berkeringat, vagina
neutropenia (kelainan darah), antibakteri beta laktam lainnya, terasa gatal dan
mangatasi sepsis, peradangan neonatus yang mengalami mengeluarkan cairan
pelvis, infeksi saliran kemih, hiperbilirubinemia, tidak digunakan
infeksi saluran pernafasan bawah, dengan larutan atau produk yang
infeksi intra-abdomen, mengatasi mengantung kalsium pada bayi
fli dan pilek, otitis media bakterial
akut, profilaksis bedah
3 Inj Ranitidin 2 x 1amp Parenteral Mengobati ulkus lambung dan Riwayat alergi terhadap ranitidin, ibu Sakit kepala, saulit
deodenum, melindungi yang menyusui, pemberian ranitidin buanng aur besar, diare,
lambung dan duodenum agar juga perlu diawasi pada kondisi gagal mual, nyeri perut, gatal-
tidak sampai terjadi ulkus, ginjal gatal pada kulit
mengobati masalah yang
disebabkan oleh asam
kerongkongan, mencegah
tukak lambung agar tidak
berdarah, digunakan sebelum
operasi bedah, supaya asam
datang tidak tinggi selama
pasien tidak sadar, mengobati
sakit magh beserta gejala-
gejala yang ditimbulkannya.
4 Ventolin Nebu 1 x 2,5 mg Nebulizer Digunakan untuk mengobati Jangan menggunakan bat ini untuk Palpitasi, nyeri dada,
bronkospasme, untuk pasien yang memiliki riwayat denyut jantung cepat,
mengobati hiperkalemia akut hipersensitif pada salbutamol atau obat tremor terutama pada
karena kemampannya agonis adrenoreseptor beta-2 lainnya tangan, kram otot, sakit
merangsang aliran kalium ke kepala dan gugup
dalam sel sehingga konsentrasi
kalium dalam darah berkurang,
untuk mengobati kejang
bronkus pada pasien yang
memiliki penyakit jantung atau
tekanan darah tinggi.
Reaksi-reaksi yang
5 IVFD NaCl 0,9% Cairan IV Untuk Hipernatremia, asidosis,
mungkin terjasi
20tts/i mengembalikan hipokalemia karena larutannya
keseimbangan atau cara
pemberiannya,
elektrolit pada
termasuk timbulnya
dehidrasi panas, infeksi pada
tempat penyuntikan,
thrombosis vena
atau flebitis yang
meluas dari tempat
penyuntikan,
ekstravasasi, bila
terjadi reaksi efek
samping, pemakaian
harus dihentikan
dan lakukan evaluasi
terhadap penderita
Obat Kemoterapi
No Jenis Obat Dosis Alur Indikasi Kontra indikasi Efek samping
Pemberian
1 Carbolplatin 500 ml Cairan IV Untuk mengobati Jangan digunakan Anemia, mual
berbagai bentuk untuk pasien yang muntah, sakit
kanker. memounyai riwayat perut, diare,
hipersensitif (Alergi) konstipasi.
terhadap carboplatin
atau senyawa
mengandung
platinum atau
manitol lainnya.
2 Vinorelbin 40 mg 40 mg Untuk mengobati Jangan digunakan Pusing, sakit
dilarutkan berbagai bentuk pada pasien yang kepala, batuk,
dalam 50 cc kanker hipersensitif sakit
NaCl 0,9 % terhadap alkaloid tenggorokkan,
melalui IV vinka, pada pasien rasa lelah dan
hamil dan laktasi. lemah,
konstipasi, mual
dan muntah,
nyeri,
Analisa Data
No Data Etiologi Masalah Keperawatan
1. Mampu mengontrol nyeri (tahu 3.Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti
penyebab nyeri, mampu suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
menggunakan tehnik 4.Kurangi faktor presipitasi nyeri
nonfarmakologi untuk mengurangi 5.Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non
nyeri, mencari bantuan) farmakologi dan inter personal)
2. Melaporkan bahwa nyeri 6.Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
berkurang dengan menggunakan 7.Ajarkan tentang teknik non farmakologi
manajemen nyeri 8.Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
Catatan Perkembangan Pasien
No Hari/ Tanggal Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
hemoglobin O:
4. Berkolaborasi dalam pemberian 1.Klien tampak letih dan lesu
terapi 2.Klien bedrest
3.Klien tampak tidur seperti sujud
4.TD : 100/80 mmHg
5.RR : 23x/i
6.N : 73x/i
7.S : 36oC
A : Masalah belum teratasi
P: Melanjutkan Implementasi 1 s/d 9
Ketidakseimbangan 1. Mengukur TTV S:
nutrisi kurang dari 2. Memberikan informasi bahwa 1.Klien mengatakan tidak nafsu makan
kebutuhan menghabiskan diit itu penting 2.Klien mengatakan hanya makan ±1/2 porsi dari makanan yang diberikan
berhubungan 3. Menganjurkan makan selagi hangat O:
dengan mual, 4. Menganjurkan makan sedikit tapi 1.Klien tampak tidak nafsu makan
muntah, anoreksia sering 2.Klien menghabiskan diit ±1/2 porsi dari makanan yang diberikan.
dan intake 5. Berkolaborasi dengan Dokter dan 3.Turgor kulit kering
inadekuat Ahli Gizi 4.CRT > 3 detik
5. TD : 100/80 mmHg
6. RR : 23x/i
7. N : 73x/i
8. S : 36oC
A :Masalah belum teratasi
P: Melanjutkan Implementasi 1 s/d 8
hemoglobin O:
4. Berkolaborasi dalam pemberian terapi 1.Klien tampak letih dan lesu
2.Klien tampak bedrest
3.TD : 110/70 mmHg
4.RR : 20x/i
5.N : 80x/i
6.S : 36,3oC
7.Terpasang O2 3 liter
A :Masalah belum teratasi
P: Melanjutkan Implementasi 1 s/d 9
Ketidakseimbangan nutrisi 1. Mengukur TTV S:
kurang dari kebutuhan 2.Memberikan informasi bahwa 1.Klien mengatakan masih tidak nafsu untuk makan
berhubungan dengan mual, menghabiskan diit itu penting 2.Klien mengatakan hanya menghabiskan ±1/2 porsi dari makanan yang
muntah, anoreksia dan 3. Menganjurkan makan selagi hangat diberikan
intake inadekuat 4.Menganjurkan makan sedikit tapi O:
sering 1.Klien tampak tidak nafsu makan
6.Berkolaborasi dengan Dokter dan Ahli 2.Klien menghabiskan diit ±1/2 porsi dari makanan yang diberikan.
Gizi 3.Turgor kulit kering
4.CRT > 3 detik
5.TD : 110/70 mmHg
6.RR : 20x/i
7.N : 80x/i
8.S : 36,3oC
9.
A : Masalah belum teratasi
P: Melanjutkan Implementasi 1 s/d 8
Gangguan pola tidur b/d 1. Melakukan TTV S:
gangguan agen patologis 1.Klien mengatakan tidak bisa tidur dimalam hari
2. Mengkaji dan pantau kualitas tidur
2.Klien mengatakan tidur siang sebentar dan sering terbangun
4. Berkolaborasi dalam O:
pemberian terapi 1. Klien tampak letih dan lesu
2. Klien tampak bedrest
3. TD : 120/70 mmHg
4. RR : 25x/i
5. N : 78x/i
6. S : 36oC
7. Terpasang O2 3 liter
A :Masalah belum teratasi
P: Melanjutkan Implementasi 1
s/d 9
Gangguan 1. Melakukan TTV S:
pola tidur 2. Mengkaji dan pantau 1. Klien mengatakan sudah
b/d kualitas tidur bisa tidur dimalam hari
gangguan 3. Menciptakan 2. Klien mengatakan tidur
agen lingkungan yang siang sebentar
patologis nyaman DO:
4. Berkolaborasi dalam 1. Klien tampak segar
pemberian terapi 2. Klien tampak bisa tidur
3. 4. TD : 120/70 mmHg
5. RR : 25x/i
6. N : 78x/i
7. S : 36oC
A : Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
5 Selasa/ 5 Nyeri akut berhubungan 1. Mengukur TTV S:
Desember 2017 dengan agen patologis 2. Mengkaji skala nyeri 1. Klien mengatakan masih nyeri pada punggung sebelah kanan bekas mini
3.Menciptakan lingkungan yang WSD
nyaman 2. Klien mengatakan masih nyeri pada saat batuk
4. Meningkatkan istirahat O:
5. Mengajarkan teknik tarik nafas 1. Klien tampak meringis
dalam 2. Skala nyeri 5
6.Berkolaborasi dalam pemberian 3. TD : 110/70 mmHg
analgetik MST 2x 15 gr 4. RR : 20x/i
5. N : 76x/i
6. S : 36,2oC
A : Masalah belum teratasi
P : Melanjutkan Implementasi 1 s/d 5
hemoglobin O:
4. Berkolaborasi dalam pemberian 1. Klien tampak letih dan lesu
terapi 2. Klien tampak bedrest
3. TD : 110/70 mmHg
4. RR : 20x/i
5. N : 76x/i
6. S : 36,2oC
7. Terpasang O2 3 liter
A :Masalah belum teratasi
P: Melanjutkan Implementasi 1 s/d 9
PEMBAHASAN