Vous êtes sur la page 1sur 15

MAKALAH EDUPRENEURSHIP

“MEMPERSIAPKAN, MEMBUAT DAN MEMULAI BISNIS


BARU”

Dosen Pengampu : Dr. Sri Yulia Sari B., S.P,M.Pd.I

Oleh :

Rts. Riska Amelia


(204190058)

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2022
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perencanaan bisnis (Business plan) merupakan dokumen tertulis yang disiapkan oleh
wirausaha yang menggambarkan semua unsur-unsur yang relevan baik internal, maupun
eksternal mengenai perusahaan untuk memulai sewaktu usaha. Business plan merupakan
alat yang sangat penting bagi pengusaha untuk mengambil keputusan dan kebijakan
untuk mendapatkan hasil yang diinginkan yang dituangkan dalam suatu dokumen
perencanaan.
Tujuan perencanaan bisnis adalah agar kegiatan bisnis yang akan dilaksanakan
maupun yang sedang berjalan tetap berada di jalur yang benar sesuai dengan kenyataan
yang telah direncanakan. Perencanaan bisnis juga merupakan pedoman untuk
mempertajam rencana-rencana yang diharapkan, dan cara mencapai sasaran yang ingin
dicapai. Perencanaan bisnis yang baik memuat tahapan-tahapan yang harus dilakukan
untuk memaksimalkan peluang keberhasilan. Perencanaan bisnis dapat juga dipakai
sebagai alat untuk mencari dana seperti lembaga keuangan. Bantuan dana yang
diperlukan tersebut dapat berupa bantuan dana jangka pendek untuk modal kerja maupun
jangka panjang untuk perluasan usaha. Dalam mendirikan suatu usaha, seorang usahawan
harus mempunyai trik khusus agar produk atau jasa yang dijualnya laku dipasaran. Oleh
sebab itu seorang wirausaha harus memperhatikan selera atau keinginan masyarakat atau
konsumen.
Penilaian lingkungan bisnis mencakup lingkungan ekonomi, industri dan global.
Rencana manajemen, termasuk rencana operasional, fokus pada struktur organisasi yang
diusulkan dari produksi in-house dan sumber daya manusia. Rencana pemasaran
mencakup lima langkah: pasar sasaran, karakteristik pasar, penetapan harga, distribusi,
dan promosi. Selain itu, rencana keuangan terdiri dari dua hal yaitu kelayakan usaha dan
pembiayaan usaha.
Jenis usaha kecil ini tidak perlu membuat rencana bisnis yang rumit untuk memulai
bisnis. Rencana bisnis sering dibuat dalam bentuk catatan selama diskusi dan tanya
jawab. Terlalu banyak orang memulai bisnis tanpa rencana, mengaburkan ide-ide mereka
dan tidak tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya. Perencanaan memberi Anda
gambaran yang lebih jelas tentang jenis bisnis yang kita inginkan dan bagaimana
mengembangkannya secara tepat waktu, bahkan jika itu adalah catatan kecil. Beberapa
hal yang perlu diperhatikan saat menulis rencana bisnis yaitu bisnis apa yang akan

1
dimulai, apa tujuannya didirikannya perusahaan, bagaimana menghasilkan uang dan siapa
yang akan menjadi pelanggan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, kami merangkum beberapa rumusan
masalah yang diangkat antara lain :
1. Bagaimana cara membuat bisnis baru?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi dalam membuat bisnis?
3. Apa indikator yang dapat dicapai ketika bisnis tersebut dikatakan berhasil?
C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah yang mengenai tentang cara membuat usaha baru ini memiliki
beberapa tujuan diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui cara-cara dalam membuat bisnis
2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi dalam membuat bisnis
3. Untuk mengetahui indikator keberhasilan bisnis

2
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Rencana Bisnis


Rencana bisnis (business Plan) pada umumnya terdiri dari tujuan bisnis, strategi yang
digunakan untuk mencapainya, masalah potensial (potential problem) yang kira-kira akan
dihadapi dan cara mengatasinya, struktur oraganisasi (termasuk jabatan dan tanggung
jawab), dan modal yang diperlukan untuk membiayai perusahaan serta bagaimana
mempertahankannya agar berhasil berproduksi di atas titik impas (break event point).
Menarik tidaknya sebuah Rencana Bisnis sangat tergantung kepada bagaimana cara kita
menulisdan menyusunnya. Seringkali kita memiliki ide bisnis yang brilian, namun
kesulitan dalam mengungkapkannya. Rencana Bisnis akan baik apabila mengikuti
pedoman yang berlaku dalamdunia bisnis, baik dari segi susunan maupun isi.
Ada tiga bagian utama dari sebuah Rencana Bisnis, yaitu :
1. Konsep Bisnis, menjelaskan secara rinci mengenai industry yang digeluti, struktur
bisnis,produk dan jasa yang ditawarkan dan bagaimana cara mensukseskan bisnis.
2. Pasar (market), membahas dan menganalisa konsumen potensial yaitu siapa dan
dimanamereka berada, dan apa yang menyebabkan mereka mau membeli, serta
menjelaskan persainganyang akan dihadapi dan bagaimana kita memposisikan diri
untuk memenangkannya.
3. Rencana Keuangan, menjelaskan estimasi pendapatan dan analisa break even
B. Cara Memulai Usaha Baru
Menurut Suryana (2006:100) ada 3 (tiga) cara yang dapat dilakukan untuk memulai
usaha baru, yaitu :
1. Merintis usaha baru,(starting) yaitu membentuk dan mendirikan usaha baru dengan
menggunakan modal, ide, organisasi dan manajemen yang dapat dirancang sendiri.
2. Membeli perusahaan orang lain (buying), yaitu dengan membeli perusahaan yang
telah didirikan atau dirintis dan diorganisir oleh orang lain dengan nama dan
organisasi yang sudah ada.
3. Kerja sama manajemen (franchising), yaitu kerja sama antara wirausaha dengan
preusan besar dalam mengadakan persetujuan jual – beli hak monopoli untuk
menyelenggarakan usaha (waralaba).
C. Mengembangkan Ide Usaha Baru

3
Ide-ide untuk memulai sebuah usaha atau bisnis diawali dengan mengamati
lingkungan. Biasanya ide baru muncul sebagai hasil dari proses interaksi seseorang
dengan lingkungan. Oleh karena itu pilihan akan lingkungan dan bentuk bisnis harus
diamati dengan seksama. Di sini seorang wirausahawan harus jeli dalam menilai dan
menangani berbagai permasalahan dan peluang yangmuncul di lingkungan tersebut.
Sebagi contoh, ada dua orang calon wirausahawan datang di sebuah masyarakat di suatu
tempat. Dua orang ini menemukan kenyataan yang sama bahwa semua orang dalam
masyarakat tersebut ternyata tidak memakai sepatu atau sandal. Setelah mempelajari dan
mengidentifikasi penyebabnya, calon wirausahawan A menyimpulkan tidak ada gunanya
memulaibisnis sepatu di sini karena A berkeyakinan perilaku masyarakat yang tidak
bersepatu atau sandal ini sudah mendarah daging dan tidak bisa diubah.
Sebaliknya calon wirausahawan B berkesimpulan sebaliknya bahwa masyarakatakan
mengubah perilakunya kalau ada upaya meng-edukasi masyarakat tersebutuntuk
bersepatu.Ide-ide bisnis yang dikembangkan oleh seorang wirausahawan padaumumnya
merupakan ide-ide praktis yang diyakini memiliki kepastian untukberhasil. Keberhasilan
ini sering berawal dari usaha berskala kecil. Oleh karena itu banyak penulis buku
kewirausahaan menyarankan, mulailah berbisnis dalamskala kecil (Suharno, 2007 ;
Frinzes, 2011 : 223).
Menurut sebuah survei yang dilakukan Peggy Lambing (2000) sepertiyang dikutip
Suryana (2003: 70), sekitar 43% responden (wirausahawan)mendapatkan ide bisnis dari
pengalaman ketika mereka bekerja di perusahaan atautempat-tempat profesional lainnya.
Dari pengalaman tersebut, mereka mengetahuicara-cara mengoperasikan perusahaan.
Sebanyak 15% responden menyatakantelah mencoba dan merasa mampu
mengerjakannya dengan baik. Dari parawirausahawan yang disurvai, 11% di antaranya
memulai usaha untuk memenuhipeluang pasar, sementara 46% lainnya karena hobi.
Banyak cara atau jalan untuk menjadi berhasil dalam bisnis. Setiap orangbisa
mempunyai pengalaman yang berbeda-beda. Tidak ada satu jalan yangdianggap jalan
atau cara yang paling baik atau paling benar. Di samping faktorkeberuntungan (luck atau
hoki), ada faktor lain yang mempengaruhi misalnyakerja keras, perencanaan yang
matang, pengamatan yang jeli, pemikiran kreatif, inovatifdan sebagainya.
D. Identifikasi Peluang Usaha
Sebuah peluang usaha (business opportunities) dikatakan ada jika di dalam pasar
terdapat kemungkinan yang menguntungkan untuk menawarkan atau menjual barang dan
jasa yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan, keinginan, atau preferensi konsumen
(Frinzes, 2011 : 229).

4
Selanjutnya Frinzes (2011: 230) mengidentifikasi ada tidaknya sebuah peluang usaha
berdasarkan tiga kondisi pasar sebagai berikut :
1. Ketika sebuah produk atau jasa sudah ada di pasaran tetapi tidak atau belumdapat
memenuhi kebutuhan, keinginan, atau selera konsumen. Hal ini dapatterjadi
karena :Kualitasnya rendah, Produknya tidak user friendly atau tidak ramah
pemakai, Harganya terlalu mahal atau tidak rasional, Produk tidak sesuai dengan
keyakinan/kepercayaan pemakainya, Produk dinilai ketinggalan zaman, tidak sesuai
dengan mode atau trend, Konsumen merasa kesulitan memperoleh produk tersebut,
Tidak memiliki fitur yang membuat konsumen terkesan
2. Adanya kenyataan atau kondisi ketika konsumen membutuhkan sebuahproduk yang
dapat mengatasi persoalan yang mereka hadapi namun tidak adadi pasaran. Misalnya
sebuah produk yang dapat mempercepat prosespengeringan kaca atau lantai atau
mobil, cairan yang dapat dengan cepatmemberihkan porselin atau keramik yang
sudah telanjur kotor dan sulitdibersihkan dengan cara biasa.
3. Ketika ada sebuah inovasi (temuan baru) barang atau jasa yang sebelumnyatidak
diketahui oleh konsumen. Misalnya upaya menciptakan sebuah “atap”yang dapat
melindungi pengendara sepeda motor dari panas dan hujan. Sebuahalat serupa
payung yang dapat melindungi jemuran dari terpaan hujan dengan segera.
Kendati bukan perkara yang mudah, setidaknya ada 4 langkah strategisyang
diusulkan Frinzes (2011: 233) untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan memilih
sebuah peluang bisnis yakni :
1. Mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen
2. Memindai (scanning) atau menyaring lingkungan, mengevaluasi individu dan
masyarakat secara umum
3. Meneliti secara cermat peluang-peluang bisnis yang muncul
4. Memilih salah satu peluang dan mempersiapkan sebuah rencana usaha.
Dari 4 langkah di atas, disebutkan bahwa langkah pertama yakni: Mengidentifikasi
kebutuhan atau keinginan konsumen merupakan langkah yangpaling banyak diberi
perhatian. Mengapa? Karena setiap peluang bisnis dimulaidengan adanya kebutuhan dan
keinginan konsumen. Kebutuhan konsumen dianggap sebagai sesuatu yang paling
mendasar di dalam kehidupan. Namun demikian perlu dicatat bahwa mengidentifikasi
kebutuhan saja sebenarnya belumlah cukup memadai. Para indutriwan atau pengusaha
besar yang bergerak di bidang industri konsumsi tidak hanya mengidentifikasi kebutuhan
melainkan jugameng-create kebutuhan atau menciptakan kebutuhan. Artinya
menggarapkonsumen agar mereka merasa butuh atau setidak-tidaknya membuat

5
merekamerasa tidak nyaman atau tidak percaya diri kalau tidak mengkonsumsi barangdan
jasa yang dihasilkan oleh para pemain industri konsumsi besar. Pada suatutitik, seorang
wirausahawan dituntut untuk itu.
Menurut Lambing (Suryana, 2003 : 70), ada dua pendekatan utama yang
digunakan wirausahawan untuk menemukan peluang dengan mendirikan usahabaru.
Pertama, pendekatan inside-out yakni pendekatan berdasarkan gagasan sebagai kunci
keberhasilan. Termasuk dalam kategori ini adalah mereka yang menentukan jenis usaha
berdasarkan ketrampilan, kemampuan, dan latar belakang diri sendiri. Kedua, pendekatan
the out-side in atau disebut juga opportunityrecognition yakni pendekatan yang
menekankan pada basis ide bahwa suatu usahaakan berhasil apabila menanggapi atau
menciptakan suatu kebutuhan di pasar.Sudah barang tentu hal ini didasari dengan
pengamatan lingkungan yang cermat.
E. Merintis Usaha Baru
Wirausaha adalah seseorang yang mengorganisir, mengelola, dan memiliki
keberanian menghadapi resiko. Sebagai pengelola dan pemilik usaha (business owner
manager) atau pelaksana usaha kecil (small business operator), ia harus memiliki:
a. Kecakapan untuk bekerja
b. Kemampuan mengorganisir
c. Kreatif
d. Lebih menyukai tantangan
Dalam merintis usaha baru, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
1. Bidang dan jenis usaha yang dimasuki.
2. Bentuk usaha dan kepemilikan yang akan dipilih.
Ada beberapa kepemilikan usaha yang dapat dipilih, diantaranya perusahaan
perseorangan, persekutuan (dua macam anggota sekutu umum dan sekutu terbatas),
perseroan, dan firma
3. Tempat usaha yang akan dipilih.
Dalam menentukan tempat usaha ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan,
diantaranya:
a. Apakah tempat usaha tersebut mudah dijangkau oleh konsumen atau pelanggan
maupun pasar?
b. Apakah tempat usaha dekat dengan sumber tenaga kerja?
c. Apakah dekat ke akses bahan baku dan bahan penolong lainnya seperti alat
pengangkut dan jalan raya
4. Organisasi usaha yang akan digunakan.

6
5. Kompleksitas organisasi usaha tergantung pada lingkup atau cakupan usaha dan
skala usaha. Fungsi kewirausahaan dasarnya adalah kreativitas dan inovasi,
sedangkan manajerial dasarnya adalah fungsi-fungsi manajemen. Semakin kecil
perusahaan maka semakin besar fungsi kewirausahaan, tetapi semakin kecil fungsi
manajerial yang dimilikinya.
6. Lingkungan usaha
Lingkungan usaha dapat menjadi pendorong maupun penghambat jalannya
perusahaan. Lingkungan yang dapat mempengaruhi jalannya usaha/perusahaan
adalah lingkungan mikro dan lingkungan makro. Lingkungan mikro adalah
lingkungan yang ada kaitan langsung dengan operasional perusahaan, seperti
pemasok, karyawan, pemegang saham, majikan, manajer, direksi, distributor,
pelanggan/konsumen, dan lainnya. Lingkungan makro adalah lingkungan diluar
perusahaan yang dapat mempengaruhi daya hidup perusahaan secara keseluruhan,
meliputi lingkungan ekonomi, lingkungan teknologi, lingkungan sosial, lingkungan
sosiopolitik, lingkungan demografi dan gaya hidup.
F. Membeli Perusahaan yang sudah didirikan
Banyak alasan mengapa seseorang memilih membeli perusahaan yang sudah ada
daripada mendirikan atau merintis usaha baru, antara lain:
a. Resiko lebih rendah
b. Lebih mudah
c. Memiliki peluang untuk membeli dengan harga yang dapat ditawar
Membeli perusahaan yang sudah adaa juga mengandung permasalahan, yaitu:
Masalah eksternal, yaitu
a. Lingkungan misalnya banyaknya pesaing dan ukuran peluang pasar
b. Masalah internal, yaitu masalah-masalah yang ada dalam perusahaan, misalnya
image atau reputasi perusahaan.
G. Franchising (Kerjasama Manajemen / Waralaba)
Franchising adalah kerjasama manajemen untuk menjalankan perusahaan
cabang/penyalur. Inti dari Franchising adalah memberi hak monopoli untuk
menyelenggarakan usaha dari perusahaan induk.
Franchisor adalah (perusahaan induk) adalah perusahaan yang memberi lisensi,
sedangkan Franchise adalah perusahaan pemberi lisensi (penyalur atau dealer).
Bentuk Kelebihan Kekurangan
Merintis Usaha  Gagasan Murni  Pengakuan nama
 Bebas beroperasi barang

7
 Fleksibel dan mudah  Fasilitas inefisien
penggunaan  Persaingan kurang
diketahui
Membeli Perusahaan  Kemungkinan sukses  Perusahaan yang
 Lokasi sudah cocok dijual biasanya
 Karyawan dan lemah
pemasok biasanya  Peralatan tak efisien
sudah mantap  Mahal
 Sudah siap operasi  Sulit inovasi
Kerja sama  Mendapat  Tidak mandiri
manajemen pengalaman dalam  Kreativitas tidak
logo, nama, metoda, berkembang
teknik produksi,  Menjadi independen
pelatihan dan buruan terdominasi, rentan
modal terhadap perubahan
 Penggunaan nama, franchisor
merek yang sudah
dikenal

H. Manfaat Membuka Usaha


Kebanyakan wirausahawan membuka usahanya untuk kepuasan diri. Rutinitas yang
membosankan, kreasi yang dihambat-hambat, birokrasi yang panjang dan kaku, atau
suasana kerja yang tidak menyenangkan. Budaya (cultur) perusahaan yang tidak cocok
merupakan hal yang bisa menciptakan motif, dan mendorong orang untuk segera
mencari kebebasan. Jika mereka bekerja sebagai orang gajian, maka semua yang mereka
lakukan hanya untuk pimpinan perusahaan. Sedangkan, dengan berwirausaha maka
semua pekerjaan yang dilakukan untuk dirinya sendiri. Ada beberapa keuntungan
menarik yang bisa didapatkan dari membuka usaha sendiri (Sarosa, 2003:5) adalah
sebagai berikut:
1. Pontensi penghasilan yang tak terbatas
Membuka usaha berbeda dengan bekerja sebagai karyawan di perusahaan orang lain.
Kalau bekerja sebagi karyawan, penghasilan adalah sebesar gaji (mungkin ditambah
dengan tunjungan-tunjangan bila ada), di mana gaji dan tunjangan tersebut telah
ditetapkan berdasarkan jabatan (masa kerja) oleh pemilik perusahaan. Dalam hal ini
seseorang hanya bisa menerima keputusan yang dibuat oleh pemilik perusahaan.

8
Sebaliknya, bila membuka usaha sendiri maka penghasilan yang didapatkan bisa dalam
jumlah yang lebih besar, bahkan tidak terbatas, tergantung dari kinerja dan pengolahan
usaha. Seseorang wirausahawan bebas menentukan berapa yang akan didapatnya,
potensi untuk menerima penghasilan yang tidak terbatas ini merupakan daya tarik yang
mengiurkan bagi seseorang untuk berwirausaha.
2. Memaksimalkan kemampuan
Kemampuan yang dimaksud bisa berupa ide ataupun kemampuan yang lain seperti
menjual, bernegosiasi, dan lain-lain. Dengan memiliki usaha sendiri maka
wirausahawan memiliki kebebasan seluas-luasnya untuk bekreasi dengan ide-ide
tersebut. Untuk bekerja dengan adanya batasan-batasan yang mungkin akan sering
ditemui jika memilih untuk bekerja sebagai karyawan disuatu perusahaan. Sudah tentu
dengan adanya kebebasan bekerja dan berkreasi secara maksimal maka semangat
kerjapun tinggi. Semangat kerja yang tinggi inilah yang sangat diharapkan dapat
membuahkan hasil yang maksimum bagi usaha sendiri, dengan berwirausaha seseorang
bebas berkreasi, akan tetapi maju tidaknya usaha tersebut tergantung pimpinannya dalam
mengelola usaha tersebut.
3. Bebas mengatur waktu kerja
Dengan menjadi karyawan, sebenarnya seseorang telah melakukan suatu transaksi
dengan perusahaan tempat bekerja, yaitu jual beli. Seseorang telah menjual waktu dan
kemampuannya untuk digunakan oleh perusahaan. Jika bekerja sebagai karyawan maka
ada keterbatasan untuk bisa mengatur waktu, sebagian besar waktu dihabiskan di luar
rumah. Akan tetapi seseorang, dapat mengatur waktu kerjanya sendiri jika memulai
membuka usaha, bahkan jika usaha tersebut di rumah. Wirausahawan adalah seperti
orang bebas yang mempunyai tanggung jawab, semakin sukses seorang wirausahawan
semakin banyak waktu luangnya. Seorang wirausahawan bukanlah seseorang yang
makin sibuk jika usahanya mulai berkembang.
4. Sikap mental yang mandiri
Sebagai seorang manajer dalam usaha sendiri, maka bersikap mandiri dalam
menjalankan usahanya yang merupakan tuntutan yang harus dilakukan. Sikap mental
yang kuat dan mandiri sangat dibutuhkan pada saat sedang menghadapi masalah yang
berat sehingga menuntut untuk dapat mengambil tindakan yang cepat dan tepat. Pada
situasi seperti ini tidak ada siapapun yang bisa diandalkan selain diri sendiri, karena
setiap wirausahawan merupakan manajer pada usahanya. Justru wirausahawan tersebut
yang diharapkan oleh para karyawan untuk dapat mengatasi masalah yang sedang
dihadapi. Kemandirian dan sikap mental yang kuat dalam berbisnis dan kehidupan

9
pribadi si pengusaha sangat berkorelasi dan saling mempengaruhi. Self manajemen
(manajemen diri sendiri) merupakan hal yang sangat pentin yang harus dilakukan oleh
seorang wirausahawan untuk memberikan contoh bagi para bawahan atau karyawannya.
I. Keberhasilan Usaha
Menurut Nasution dalam bukunya yang berjudul ”Pengembangan Wirausaha Baru”
(2001 : 15), sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan usaha jika dana usahanya
bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah, perputaran dana
berkembang cepat serta penghasilan anggota dari perusahaan tersebut bertambah.
Sedangkan menurut Anoraga (2002), Apapun pilihan usaha baru yang diputuskan, untuk
menjamin keberhasilan dalam usaha harus dilaksanakan persiapan secara matang yaitu
dengan menyiapkan rencana usaha (Business Plan). Business plan merupakan dokumen
yang disiapkan sercara seksama yang menerangkan mengenai pola dari usaha yang akan
digeluti, sasaran dari entrepreneur dan rencana tindakan untuk mencapai sasaran serta
keberhasilan dalam usaha. Suatu rencana usaha biasanya disusun berdasarkan fungsi –
fungsi operasional usaha, yaitu fungsi pemasaran, produksi, keuangan dan fungsi
ketenagaan atau sumber daya manusia. Secara garis besar seorang wirausahawan tentu
akan memulai menyusun rencana dengan pertama – tama menyusun rencana pemasaran,
kemudian rencana produksi, organisasi dan manajemen (yang berhubungan dengan
personalia) dan rencana keuangan.
J. Strategi Untuk Mempertinggi Kesempatan Sukses Usaha Baru
Berbagai buku mendefinisikan manajemen strategi dengan kata-kata yang berbeda.
Diantaranya, menurut Nawawi (2003), manajemen strategi merupakan perencanaan
strategi yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (disebut visi), dan
ditetapkan sebagai keputusan pimpinan tertinggi (keputusan yang bersifat mendasar dan
prinsipil), agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (disebut misi), dalam
usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan operasional untuk menghasilkan barang
dan/atau jasa serta pelayanan) yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi
pencapaian tujuan (disebut tujuan
strategis) dan berbagai sasaran organisasi.
Pengertian manajemen strategi begitu banyak didefenisikan, namun pada
dasarnya manajemen strategi merupakan suatu sistem yang sebagai satu kesatuan
memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan mempengaruhi. Komponen
pertama adalah perencanaan strategi dengan unsur-unsurnya yang terdiri dari visi, misi,
tujuan dan strategi utama organisasi. Sedangkan komponen kedua adalah perencanaan
operasional dengan unsur-unsurnya, sasaran dan tujuan operasional, pelaksanaan fungsi-

10
fungsi manajemen berupa fungsi pengorganisasian, fungsi pelaksanaan dan fungsi
penganggaran, kebijaksanaan situsional, jaringan kerja internal dan eksternal, fungsi
kontrol dan evaluasi serta umpan balik.
Melaksanakan Manajemen strategi berarti entrepreneur juga harus membuat
perencanaan dalam bentuk formulasi bisnis secara matang. Resnik dalam Certo dan Peter
(1991) seperti dikutip I Putu Sugi Darmawan (2004), terdapat 10 formulasi strategi yang
disarankan dirancang untuk mempertinggi kesempatan hidup dan sukses sebuah usaha
kecil.
Adapun kesepuluh formulasi strategi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Menjadi objektif. Angan-angan sendiri tidak memiliki tempat di dalam bangunan
sebuah bisnis. Kejujuran, penilaian yang tenang dari kekuatan dan kelemahan
perusahaan dan keahlian bisnis serta manajemennya adalah hal yang mendasar.
2. Membuat sederhana dan terfokus. Dalam usaha kecil, kesederhanaan adalah efektif.
Usaha dan sumber daya, seharusnya dikonsentrasikan dimana dampak dan
keuntungan adalah hal yang paling utama.
3. Fokus pada pasar yang menguntungkan. Kelangsungan hidup dan keberhasilan usaha
kecil oleh persediaan barang dan jasa khusus yang menemukan keinginan dan
kebutuhan dari pemilihan kelompok pelanggan.
4. Mengembangkan rencana pemasaran. Usaha kecil harus memutuskan bagaimana
untuk meraih dan menjual kepada pelanggan.
5. Memanajemen tenaga kerja secara efektif. Kesuksesan usaha kecil tergantung pada
bangunan, pengaturan dan motivasi sebuah tim pemenang.
6. Membuat catatan keuangan yang jelas. Usaha kecil perlu untuk memiliki catatan
asset, liabilitas, penjualan, biaya dan informasi akunting lainnya dalam urutan untuk
kelangsungan hidup dan keberhasilan.
7. Tidak pernah menghambur-hamburkan kas. Kas adalah raja di dalam dunia usaha
kecil.
8. Menghindari perangkap yang berulang-ulang dari pertumbuhan yang cepat. Usaha
kecil harus hati-hati melakukan ekspansi.
9. Mengerti seluruh fase bisnis. Pengendalian usaha kecil dan kemajuan keuntungan
usaha kecil , tergantung pada pengertian yang lengkap dari seluruh fungsi bisnis.
10. Merencanakan ke depan. Usaha kecil harus memformulasikan secara kritis dan
menantang, pencapaian sasaran, tujuan dan mengubahnya menjadi aktifitas yang
produktif.

11
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil makalah, dapat disimpulkan bahwa untuk mengetahui cara-
cara dalam membuat usaha atau bisnis terbagi tiga yaitu
1. Starting, dimana membentuk dan mendirikan usaha baru dengan menggunakan
modal, ide, organisasi dan manajemen yang dapat dirancang sendiri. Kemudian
membeli perusahaan orang lain (buying), yaitu dengan membeli perusahaan yang
telah didirikan atau dirintis dan diorganisir oleh orang lain dengan nama dan
organisasi yang sudah ada. Serta melakukan kerja sama manajemen (franchising),
yaitu kerja sama antara wirausaha dengan preusan besar dalam mengadakan
persetujuan jual – beli hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha (waralaba).
2. Faktor yang mempengaruhi dalam membuat bisnis yaitu memiliki perancaan
yang matang, mengembangkan ide usaha dan mengidentifikasi peluang usaha
agar usaha yang akan dibangun terjalan dengan baik.
3. Untuk mengetahui indikator keberhasilan usaha yaitu dengan melihat bahwa
apapun pilihan usaha baru yang diputuskan, untuk menjamin keberhasilan dalam
usaha harus dilaksanakan persiapan secara matang yaitu dengan menyiapkan
rencana usaha (Business Plan).
B. Saran
Dalam makalah ini, masih terdapat beberapa kekurangan tentunya penulis sudah
menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta
jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan
susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik
yang bisa membangun dari para pembaca.

12
DAFTAR PUSTAKA
R. Heru Kristanto HC, 2009, Kewirausahaan Entrepreunership: pendekatan
Manajemen dan Praktek, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta
Sonny Sumarsono, 2010, Kewirausahaan, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta
Lupiyoadi, Rambat.2004.Entrepreneurship from mindset to
strategy.Depok:Universitas Indonesia
http://wiki.uii.ac.id/images/7/71/M6_MENGEMBANGKAN_USAHA_BARU.pdf
http://bak.usu.ac.id/files/Start%20Up%20Business%20(Buchori).pdf
http://formatmasadepan.forumotion.net/t4-merintis-usaha-baru-dan-model-
pengembangannya
http://ghanoz2480.files.wordpress.com/2008/04/10-03-2008-merintis-usaha-baru-dan-
model-pengembangannya.pdf

13

Vous aimerez peut-être aussi