Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Identitas Modul
Nama penyusun : Doni Yuli Setiawan, S. Pd
Institusi : SMKN 1 Tlogosari
Tahun penyusunan : 2022
Jenjang sekolah : SMK Fase E / Kelas X
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
Glosarium Teks adalah suatu tatanan dari kata-kata yang digunakan untuk
memberikan informasi, menjelaskan makna dan sebagainya.
Laporan Hasil Observasi teks yang memuat tentang penjelasan
secara umum atau bisa juga untuk melaporkan sesuatu berdasarkan
apa yang diperoleh dari hasil pengamatan. Teks laporan hasil
observasi ini memiliki isi mengenai klasifikasi tentang jenis-jenis apa
yang diamati berdasarkan kriteria tertentu.
Menulis adalah sebuah proses menciptakan suatu catatan,
informasi atau cerita menggunakan aksara. Menulis bisa
dilakukan pada media kerja dengan menggunakan alat-alat
seperti pena atau pensil.
C. Model Pembelajaran
1. Pembelajaran tatap muka.
2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dengan
menggunakan tekhnik Think Talk Write TTW
D. KOMPONEN INTI
TOTAL 2
E. Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan
Deskripsi Alokasi
Guru Peserta didik Waktu
Memberikan salam Menjawab salam 10
menit
Mempersilahkan peserta didik berdo’a bersama Ketua kelas memimpin do’a bersama
Menanyakan kabar dan kehadiran peserta didik Menjawab kabar dan kehadiran
Apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran akan Menyimak apersepsi guru dan tujuan
diberikan pembelajaran yang akan dicapai
Inti
Sintaks Model Deskripsi Alokasi
PBL Guru Peserta didik Waktu
Orientasi peserta 1. Memotivasi peserta didik 1. Menyimak penjelasan guru 70
didik kepada untuk terlibat aktif dalam 2. Membaca petunjuk kerja pada menit
masalah pemecahan masalah LKPD
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
G. Penilaian Sikap
2. Senantiasa menggunakan
5ahasa Indonesia yang
baik dalam berkomunikasi
3. Senantiasa memiliki
kesadaran untuk selalu
berbahasa Indonesia
dalam proses
pembelajaran
4. Senantiasa melaporkan
data hasil observasi sesuai
dengan fakta
6. Bersedia mengerjakan
tugas yang diberikan
dengan baik dan benar
Predikat Indikator
SB Sudah konsisten (selalu berperilaku) sesuai dengan yang diharapkan
B Mulai konsisten (sering berperilaku) sesuai yang diharapkan
Belum konsisten (kadang-kadang berperilaku) sesuai yang
C
diharapkan
K Tidak konsisten (tidak pernah berperilaku) sesuai yang diharapkan
Lembar Penilaian Sikap – Observasi pada Kegiatan Diskusi
SIKAP Skor
NO NAMA SISWA Tanggung Kerja Percaya Rata-
Jujur Peduli Santun Disiplin
Jawab Sama Diri rata
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
H. Penilaian Keterampilan
Kisi-Kisi Soal (Penilaian Keterampilan)
Capaian Tujuan Unit Indikator
No Level Kognitif
Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran Soal
1 Pada akhir fase Mendeskripsikan Teks Laporan Peserta Mengaplikasikan
E, peserta didik Teks Laporan Hasil didik (C3)
mampu Hasil Observasi Observasi mampu
menyusun
mengevaluasi sesuai dengan
sebuah teks
informasi pikiran masing- laporan
berupa masing peserta hasil
gagasan, didik. observasi
pikiran,
pandangan,
arahan, atau
pesan dari teks
laporan hasil
observasi.
J. Daftar Pustaka
.
DAFTAR PUSTAKA
1. Marwati, Heny dan K. Waskitaningtyas. 2021. Cerdas Cergas Berbahasa dan
Bersastra Indonesia AMA/SMK Kelas X. Pusat Perbukuan Badan Standar,
Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi : Jakarta Selatan
2. Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Revisi Tahun 2017.
Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
3. Kosasih, E. 2014. Jenis-Jenis Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa Indoneisa
SMA/MA/SMK. Bandung: Yrama Widya
4. Dosen Pendidikan. (2019, Juli 18). Materi Teks Laporan Hasil Observasi Lengkap.
Diambil kembali dari dosenpendidikan.co.id:
https://www.dosenpendidikan.co.id/teks- laporan/#ftoc-heading-26\
5. Studio Belajar. (2015, April 09). Teks Laporan Hasil Observasi. Diambil kembali
dari StudioBelajar.com: https://www.studiobelajar.com/teks-laporan-hasil-
observasi/
6. Thabroni, G. (2018, Januari 30). Teks Laporan Hasil Observasi: Pengertian, Ciri,
Langkah, dsb.
Diambil kembali dari serupa.id: https://serupa.id/teks-laporan-hasil-observasi-
pengertian-ciri-langkah-dsb/
7. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2016, Januari 01). KBBI Daring.
Diambil kembali dari kbbi.kemdikbud.go.id: https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/
Teks laporan hasil observasi adalah teks yang berfungsi untuk memberikan informasi
tentang suatu objek atau situasi, setelah diadakannya penelitian secara sistematis.
B. Langkah-Langkah Menyusun Teks LHO
Berbeda dengan anekdot, eksposisi, dan jenis teks lainnya untuk menulis laporan, penulisnya
harus mengawalinya dengan kegiatan observasi atau pengamatan lapangan. Dari kegiatan itu
kemudian diharapkan terkumpul sejumlah fakta yang bisa disajikan kedalam bentuk laporan.
Agar observasi berjalan efektif, ada beberapa hal yang harus dilakukan :
1. Tentukan objek yang akan diamati. Usahakan objek yang diamati dikuasai Anda dapat dapat
diakses dengan mudah. Selain itu, objek yang diamati harus menarik pembaca. Berikut ini
objek yang bisa dijadikan bahan observasi:
a. Tumbuhan atau tanaman yang berkasiat
b. Hewan yang unik, langka dan bermanfaat
c. Benda yang unik dan menarik
d. Tempat-tempat yang menarik dan bersejarah
e. Objek wisata
f. Peritiwa/ kegiatan
2. Tentukan hal apa saja yang akan diamati! berikut ini contoh hal yang akan diamati.
Bila yang diamati hewan atau tumbuhan :
a. Nama, definisi objek ,kelas/spesies, istilah dan informasi umum tentang objek
b. Deskripsi objek yang diamati seperti bagian hewan/tumbuhan,karakteristik(ukuran,
bentuk, warna, ciri, keunikan )
c. Habitat, pertumbuhan/perkembangbiakan objek
d. Prilaku objek
e. Manfaat objek / simpulan
Menurut E. Kosasih (2014,58) langkah langkah menyusun teks laporan hasil observasi adalah
sebagai berikut.
1. Melakukan observasi atau pengamatan lapangan dengan kriteria objek menarik dan dikuasai
atau kekhasan suatu daerah. Topik observasi misalnya tentang Mangga Gedong Gincu.
2. Mendaftar topik-topik kecil yang dapat dikembangkan menjadi laporan.Contoh:
a. Jenis mangga khas Majalengka
b. Karakteristik pohon dan daun mangga Gedong Gincu
c. Keunggulan Mangga Gedong Gincu
d. Ukuran dan rasa Mangga Gedong Gincu
e. Cara perkembangbiakan
f. Habitat mangga
g. Manfaat mangga
3. Menyusun kerangka laporan sesuai dengan sistematika umum sebuah teks laporan
observasi yaitu definisi umum, deskripsi per bagian, dan deskripsi manfaat.
4. Mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi suatu teks yang padu. Dalam
tahap ini kita pun perlu memerhatikan kaidah-kaidah kebahasaan yang menjadi
karakteristik dari teks laporan observasi. Dengan demikian, hasilnya benar-benar
sesuai dengan kaidah-kaidahnya itu dan tidak berubah wujud menjadi teks jenis
lainnya.
Contoh pengembangan teks
Mangga Gedong Gincu adalah jenis mangga unik dan khas yang diusahakan para petani
asal Kabupaten Majalengka, Cirebon, dan Indramayu provinsi Jawa Barat. Tanaman tofis ini
berasal dari india dengan nama latin Mangifera indica L. Jenis mangga ini menjadi salah satu
icon oleh-oleh khas di Kabupaten Majalengka.
Keunggulan Mangga Gedong Gincu terletak pada bentuknya yang bulat pendek dan warna
buah yang sangat menarik. Bak gincu, warna dasar kulit yang hijau mulus akan dihiasi warna
merah cerah. Warna kulit bakal berubah buah kuning kemerahan
saat kematangan mencapai 90-100%. Buah ini juga digemari karena rasa yang manis
bercampur sedikit asam, sehingga terasa segar dan juga beraroma harum.
Ukuran Mangga Gedong Gincu memang tak sebesar mangga arumanis. Hanya sekepalan
tangan, sekitar 200-300 gram, atau 4-5 buah dalam satu kilogram. Buah ini kaya vitamin,
terutama vitamin C, juga serat, gula, karbohidrat, kalsium, dan zat besi. Buah memiliki serat
halus, rasa segar dan berair. Kandungan dan citarasa yang terdapat pada mangga gedong
gincu itu membuatnya digemari segala lapisan.
Pembiakan pada tanaman Mangga Gedong Gincu umumnya dilakukan dengan cara okulasi.
Okulasi adalah penggabungan dua bagian tanaman yang berlainan sedemikian rupa sehingga
merupakan satu kesatuan yang utuh dan tumbuh sebagai satu tanaman setelah terjadi
regenerasi jaringan pada bekas luka sambungan atau tautannya.
Mangga Gedong Gincu bisa diusahakan dalam skala luas perkebunan atau hanya tanaman
buah dalam pot. Tanaman ini cocok ditanam di dataran rendah sampai menengah,
berketinggian 0-500 m di atas permukaan laut. Tanaman ini memerlukan curah hujan 1.000
mm/tahun, serta dengan 3-6 bulan kering semasa pertumbuhannya. Kebutuhan akan sinar
matahari sangatlah krusial untuk hasil yang maksimal. Pupuk yang dibutuhkan seperti pupuk
kandang, kompos, dan NPK. Musim panen raya biasanya pada bulan September, Oktober,
November, dan Desember. Meski demikian masih ada panen buah di luar musim meski
jumlahnya tidak banyak.
Saat ini, Mangga Gedong Gincu sudah menjadi komoditi yang memiliki nilai ekonomis. Kita
dapat menemukan jenis mangga cantik ini di berbagai tempat yang terbesar dan tersedia di
pasar, kios buah, toko buah, swalayan, sampai supermarket. Bahkan kini sudah diekspor ke
beberapa negara seperti Jepang, Singapura, Malaysia, dan Timur Tengah.
Selain buahnya, Mangga Gedung Gincu sudah banyak dijadikan berbagai macam olahan.
Beberapa olahan yang dapat ditemui di daerah Majalemgka seperti dodol mangga, keripik
mangga, selai mangga, manisan mangga, sirup mangga, bolu kukus mangga dan lain
sebagainya.
Mangga Gedung Gincu juga bermanfaat bagi Kesehatan tubuh manusia. Mangga ini
merupakan salah satu sumber terbaik beta karoten, quercetin dan astragalin. Ketiga senyawa
ini merupakan antioksidan yang mampu menetralisir radikal bebas. Selain itu Mangga
Gedong Gincu juga mengandung vitamin A, B, C, E, dan beberapa mineral.