Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
LA PROPOSITION
CHAPITRE I L’INTRODUCTION.................................................................................2
Cette la proposition a été vérivé par les conseilers pour étre defendue, devant
Kendari, 2021
Approuver:
Savoir:
L’INTRODUCTION
Permasalahan yang meliputi kehidupan manusia biasa terjadi karena interaksi antar
oleh setiap anggota masyarakat tanpa memandang usia. Permasalahan kejiwaan yang
karya sastra seperti, cerpen, novel dan drama. Banyak sastrawan yang kemudian
sebuah cerita dapat berupa rekaan semata yang diciptakan pengarang, tetapi
terkadang dapat menggambarkan keadaan dunia nyata ataupun kejadian yang terjadi
pada pengarang. Tokoh utama adalah tokoh yang mengimbangi cerita utama dalam
sebuah karya sastra. Tokoh ini mempunyai peran penting sebagai sorotan utama
diperankannya, menjadikannya salah satu kunci menarik atau tidaknya cerita tersebut.
Dalam karya sastra banyak mengandung fenomena kejiwaan yang
ditampilkan dari perilaku tokoh yang dibentuk oleh pengarang dengan harapan dapat
perilaku tokoh dapat menjadi parameter untuk mengetahui kekuatan cerita tersebut.
menuangkan aspirasi atau pandangan dan ide pengarang akan nilai-nilai kehidupan.
Pada abad ke 19 aliran sastra paling populer di Prancis adalah aliran sastra
realisme. Aliran realisme muncul dikarenakan adanya oposisi atas aliran romantisme
aspek, bukan hanya ekonomi tetapi juga masalah sosial dan masalah politik (Menurut
keberhasilan atau kejatuhan sosial tokoh, penuaan dan kematian yang dialami oleh
tokoh, dunia kerja dan kekuatan naluri tokoh-tokoh yang tidak dapat mengendalikan
keinginan hasrat mereka. Para pengarang penganut roman realis menolak meng
idealisasi dan menganggap bahwa sebuah roman adalah cerminan dari realitas.
Dalam penelitian ini penulis memilih salah karya dari seorang penyair
realis ,Guy De Maupassant yang seorang spesialis dalam cerita pendek dan seorang
berpengaruh pada abad ke-19, ia adalah seorang penganut aliran sastra realisme dan
naturalisme. (Lagarde, 1955 :493). Guy De Maupassant adalah seorang penulis yang
karya terkenal akan kritikan dan sebagai pembangun dan pengingat kepada pembaca
tentang kehidupan ( dikutip dalam Roro dkk. 2018 oleh Lemoine, 1957)
Cerpen yang dipilih adalah Une Vendetta dan Madame Baptiste yang
kemudian penulis menganalisis dua karakter utama, karena menurut penulis dua
karakter utama dalam cerpen ini mengalami kejadian psikologis dimana dalam cerpen
Une Vendetta karakter utama kehilangan anaknya dan pada cerpen Madame Baptiste
kemudian mengakhiri hidupnya. Dalam cerpen Une Vendetta yang berlatar belakang
di Pulau Korsika menceritakan tentang seorang janda bernama Paolo Severini yang
hidup mengucilkan dirinya dari orang banyak, di kota Bonifacio, Korsika. Ia tinggal
bersama anak semata wayangnya, Antoine Saverini dan anjing pemburu yang ia beri
nama Sémillante. Pada suatu hari, Antoine mengalami pertikaian yang di mulai
dengan adu mulut dengan seorang kriminal, Nicolas Ravolati. Pertikaian tersebut
diakhiri dengan adu fisik yang menyebabkan Antoine terbunuh oleh Nicolas. Setelah
membunuh Antoine pun, Nicolas melarikan diri ke Longosardo, kota kecil di Pulau
Sardinia, Italia. Berasumsi bahwa seorang ibu adalah sosok yang penyayang, Paolo
Severini berubah menjadi dingin dan misterius. Paolo Severini pun menyusun
rencana Vendetta atau balas dendam dengan gaya Korsika. Melatih anjing
diperkosa oleh pelayannya ketika masih kecil yang menyebabkan ia dikucilkan tidak
hanya dalam masyarakat tetapi juga dalam keluarga ia sendiri. Dia dianggap seperti
seorang pemuda yang bisa menerima dirinya apa adanya, tetapi kebahagian itu tidak
Dari kedua cerpen diatas dapat dilihat adanya aspek psikologi yang terjadi
dalam kehidupan kedua tokoh, Madame Saverini yang kehilangan anak semata
Sedangkan dalam tokoh utama Madame Baptiste yaitu Nona Fontanelle memutuskan
Dan dari kedua cerpen memiliki persamaan dalam masalah hidupnya yaitu
Naluri Kematian dan Balas Dendam, maka penulis memutuskan untuk menggunakan
Teori Naluri Kematian untuk menganalisa perbedaan kedua tokoh utama dalam
Madame Baptiste ?
kehidupan secara psikologi sastra dalam Cerpen Une Vendetta dan Madame
Baptiste ?
1. Untuk mengetahui kepribadian dua tokoh utama dalam Une Vendetta dan
Madame Baptiste .
manfaat, yaitu :
1. Secara Teoritis
terutama dalam unsur instristik dalam cerpen dan dapat mengetahui aspek
2. Secara Praktis
Penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan dan kedepannya
Haluoleo yang ingin membuat unsur instristik dalam cerpen dan bagaimana
perbandingan dua tokoh utama dalam dua cerpen berbeda dalam menghadapi
Pembatasan masalah dalam penelitian ini membantu penulis agar fokus dan
terarah dalam meneliti penelitian ini. Data penelitian ini adalah roman Une Vendetta
dan Madame Baptiste karya Guy de Maupassant yang dianalisis dengan psikologi
LA REVUE DE LA LITTERAIRE
Setiap penelitian tidak dimulai dari nol secara murni. Akan tetapi secara
umum telah banyak acuan penelitian terdahulu yang dapat mendasari atas penelitian
yang sejenis. Oleh karena itu peneliti mengumpulkan beberapa penelitian terdahulu
Dalam Novel Ankoku Joshi Karya Akiyoshi Rikako Dengan Konsep Naluri Kematian
Dari Sigmund Freud. " Penelitian ini menganalisis perilaku yandere tokoh utama
dalam novel Ankoku Joshi. Dan dalam penelitian ini, peneliti menemukan adanya
perilaku yandere pada tokoh utama yang bersumber dari rasa cemburu yang muncul
akibat dari rasa sayang yang berlebihan terhadap tokoh yang lain. Rasa cemburu
Persada) dengan judul ”Instruksi Dendam Dan Kematian Dalam Cerita Singkat “A
yaitu Analisis Konten dan Teknik Hermeutika untuk menganalisis objek penelitian.
Penelitian ini menganalisa kepribadian tokoh Ibu yaitu Paolo Saverini dalam cerpen
judul “Analisis Psikologi Objektif Tokoh Madame Baptiste dalam Cerpen Madame
Baptiste” Dalam penelitian ini peneliti meneliti objek yang sama yaitu tokoh utama
dalam cerpen dengan pendekatan psikologi dan unsur instristik untuk menganalisis
kepribadian tokoh utama. Penulis menggunakan teori psikologi dari Lacan untuk
meneliti kondisi kejiwaan tokoh utama Madame Baptiste. Hasil dari penelitian ini
tokoh utama sama sekali tidak mempunyai keluarga yang mendukung dan masyarakat
yang tidak peduli menghasilkan individu yang tidak sehat secara mental.
Tokoh atau penokohan adalah suatu unsur yang penting dalam cerita. Tokoh
adalah pelaku penting dalam sebuah cerita dan dapat menghidupkan suatu cerita.
Tokoh merupakan pelaku yang memerankan kejadian kejadian yang diinginkan oleh
penulis. Tokoh juga menjadi salah satu sarana bagi penulis untuk menyampaikan
tema dari cerita. Tokoh juga dapat menggambarkan latar belakang penulis yang
kemudian dituangkan ke tokoh yang ia tulis. Tokoh juga diciptakan penulis dengan
penokohannya, bila tokoh adalah pelaku cerita maka penokohan adalah cara
sastrawan menampilkan tokoh seperti yang dikutip dari Aminuddin dalam (Leli Nisfi
Setiana, 2017) Penokohan dapat disebut pula sebagai karaterisasi atau perwatakan..
Sifat yang melekat pada seorang tokoh tercermin pada pikiran, ucapan, dan
2.2.2. Setting
Latar cerita merupakan suatu hal yang penting dan dapat mempengaruhi
sebuah cerita. Menurut ( Kusnadi, Dkk. 2009) latar tempat maupun latar waktu dalam
karya sastra sendiri dapat mempengaruhi keseluruhan dari inti cerita. Latar atau
setting cerita pun dapat membantu dan menghidupkan cerita yang dibuat oleh penulis.
Latar atau setting cerita juga dapat mempengaruhi kepribadian ataupun jiwa seorang
tokoh, Abrams dalam ( Nurgiyantoro, 2003) memberi pengertian latar cerita adalah
yang diceritakan. Di dalam pengertian latar cerita juga dapat dibedakan menjadi latar
tempat sesuatu bersifat fisikal dan berhubungan dengan tempat, misalnya kota Paris
daerah pedesaan, pasar, sekolah, dan lain-lain yang tidak memberi suasana apa-apa..
Latar waktu menurut (Nurgiyantoro, 2002) menjelaskan bahwa penggolongan waktu
Sedangkan latar sosial dijelaskan dalam Leli Fitriani oleh (Sudjiman, 2005)
bahwa latar sosial dapat mencakup penggambaran keadaan sosial masyarakat, adat
kebiasaan, cara hidup, bahasa, dan yang melatari peristiwa. Latar sosial lebih
masyarakat dalam suatu cerita. (Nurgiyantoro, 2002). Tata cara kehidupan sosial
hidup, cara berfikir maupun cara bersikap. Selain itu hubungan status sosial tokoh
Kritik sastra pada awalnya hanya memiliki dua jenis yaitu pendekatan moral
dan pendekatan formal tetapi dengan seiring perkembangan waktu dan ilmu
pengetahuan kritik sastra mengalami berkembangan. Menurut Hardjana dalam
( Arina Destinawati, 2012) kritik sastra yang semula dapat digolongkan menjadi dua
menjadi paling sedikit lima macam pendekatan, dengan tambahan tiga pendekatan
baru yakni pendekatan psikologi, sosiologi, dan mitos dan arketipe. Dalam
saja yaitu pendekatan psikologi dan pendekatan sosiologi. Hal tersebut dikarenakan
seusatu yang indah karena tidak hanya menggambar sisi kejiwaan manusia tetapi juga
dapat mengandung banyak intrepretasi. Selain itu daya tarik dari psikologi sastra
potret jiwa. Tidak hanya potret jiwa dari pengarang itu sendiri tetapi dapat juga
menggambarkan jiwa orang lain. Setiap pengarang selalu menambahkan tidak hanya
acuan kejiwaan yang ada dalam karya sastra. Karena gambaran kejiwaan itu terpantul
dalam karya sastra yang kemudian dapat dijadikan sebagai kajian psikologi yang
mental dan batin. Psikologi sastra dapat menjadi media bagi cerminan dunia batin
dari pengarang sebagai gambaran konstruksi sosial dalam kehidupan nyata. Maka dari
itu psikologi sastra dapat diaplikasikan untuk menjadi kajian dalam meneliti puisi,
cerita pendek, novel , drama dan lainnya untuk mempertajam akan realitas
akan sastra itu sendiri karena beberapa kelebihan yang ada seperti pentingnya
yang memberikan presepsi lain atas masalah perwatakan yang dikembangkan dan
penelitian yang dapat membantu dalam menganalisis karya sastra yang penuh dengan
empat kemungkinan. Pertama, studi psikologi pengarang sebagai tipe atau sebagai
pribadi. Kedua, Psikologi Sastra yang termasuk sebagai studi kreatif. Ketiga,